KEDIRI, Beritalima.com|
Anggota DPRD provinsi Jatim dari Komisi B menyayangkan kebudayaan masyarakat Indonesia yang kurang menyukai produk dalam negeri. Kebiasaan ini akan menyebabkan harga komuditas tersebut langsung melangit. Hal tersebut terjadi pada komuditi bawang putih.
Bawang putih di impor dari Wuhan, China. Mengingat saat ini Wuhan dilanda musibah wabah Corona, menyebabkan kran impor bawang putih jadi macet. Subianto Politisi asal Demokrat mengakui bahwa kebutuhan bawang putih Indonesia mencapai 62 ribu ton lebih, sementara produk lokal hanya berkisar diangka 6 ribu.
“Otomatis ketergantungan pada Wuhan untuk kebutuhan bawang putih sangat besar. Saat Wuhan dilanda musibah, impor terhenti, harga langsung melambung. Sangat mustahil bisa mengendalikan harga bawang putih,”sergah Subianto di Kediri, Rabu (19/2/2020).
Subianto menyebutkan bahwa masyarakat Indonesia kurang meminati mengkonsumsi bawang putih lokal dikarenakan bawang putih lokal bentuknya lebih kecil,”Bawang putih lokal bentuknya lebih kecil, jadi kurang diminati. Karena itu saya menghimbau dinas Pertanian untuk meluaskan area penanaman bawang putih,”terang Subianto.
Subianto menambahkan karakter tanah yang cocok untuk menanam bawang putih di daerah yang tinggi, “Bromo dan Batu merupakan daerah yang saya rasa bisa dijadikan pilot project untuk penanaman bawang putih. Saya menghimbau dinas Pertanian harus sigap mengatasi masalah bawang putih ini. Pemerintah harus ikut Andil dalam merespon kebutuhan bawang putih. Jangan sampai harga bawang putih kian melambung sementara kita belum melakukan tindakan apa-apa,”tegas Subianto.
Subianto menyebut pemerintah harus giat melakukan sosialisasi tentang produksi lokal yang juga memiliki kualitas bagus agar ketergantungan terhadap produk impor bisa dihentikan, “Setidaknya dikurangi kalau tidak bisa dihentikan. Bagaimanapun jika kita sudah terbiasa mengkonsumsi produk lokal, disamping meningkatkan kesejahteraan para petani, kita juga ikut andil dalam meningkatkan perekonomian bangsa Indonesia, “pungkasnya. (yul)