JAKARTA, Beritalima.com– Pemerintah mencanangkan menjadi produsen udang terbesar di dunia. Langkah itu mendapat apresiasi DPD RI. Bahkan Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mendorong agar pengolahan udang jadi komoditas utama diprioritaskan.
Senator dari Dapil Provinsi Jawa Timur tersebut, jika target itu serius untuk direalisasikan, salah satu kiat suksesnya adalah menyiapkan berbagai perangkat pendukungnya.
LaNyalla Senator mengingatkan agar nilai produksi yang ditarget di atas satu juta ton tiap tahunnya tetap harus memperhitungkan konsumsi dalam negeri. “Jangan sampai kita mengekspor udang berkualitas tinggi, sementara kita mengonsumsi udang kualitas rendah,” ingat LaNyalla.
Menurut dia, untuk mempersiapkan produksi udang dalam jumlah besar pemerintah harus mempersiapkan sumber daya akuakultur, sumber daya manusia yang inovatif dalam pengelolaan hasil produksi. Kita jangan berpikir hasil tangkapan untuk menaikkan hasil produksi, tetapi juga berinovasi dalam pengelolaan hasil tangkap. Dengan begitu kita tidak hanya ekspor, tetapi juga produk turunannya dari bahan baku udang seperti nugget, tepung atau produk lainnya.”
Karena dia menyarankan kepada Pemerintah menggandeng Perguruan Tinggi dalam rangka inovasi teknologi dan produk turunan dari bahan baku udang. Saat ini, produksi udang di Indonesia baru didominasi beberapa provinsi seperti Jawa Barat, NTB, Jawa Timur, Sumsel dan Lampung yang nilai produksinya masih jauh tertinggal dari negara lain. Capaian produksi udang tertinggi Indonesia baru mencapai 919.959 ton pada 2017.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sudah menetapkan target produksi udang nasional 1,29 juta ton. Estimasi produksi udang vaname pada 2024 sebesar 1,29 juta ton. Angka ini berasal dari kenaikan 250 persen produksi dibandingkan 2019 yang sebanyak 527.397 ton. Mengutip data International Trade Center 2021, total serapan udang vaname di internasional sekitar 2,5 juta ton hingga 2,6 juta ton per tahun. (akhir)