JAKARTA, Beritalima.com– Raja Ampat salah satu destinasi yang banyak dituju wisatawan nusantara bahkan mancanegara. Untuk itu, Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti berharap kearifan lokal Raja Ampat tetap terjaga.
Harapan itu disampaikan dalam ramah tamah Ketua DPD RI beserta rombongan senator bersama Bupati Raja Ampat, H Abdul Faris Umlati dan Forkopimda setempat di Aula Wayag Kantor Bupati Raja Ampat di Waisai, Minggu (31/1 malam.
Dikatakan, Raja Ampat sudah dikenal sampai penjuru dunia. Daerah ini ‘dihadiahkan’ Tuhan kepada Indonesia untuk menyempurnakan pesonanya di khatulistiwa. Raja Ampat surga bawah laut terindah di dunia. “Diibaratkan, Raja Ampat adalah Mekkah-nya para penyelam. Tidak hanya kehidupan bawah laut, lankskap di atas laut dan daratan Raja Ampat juga bak sebuah surga dunia,” kata LaNyalla.
Sebagai destinasi dunia, LaNyalla yakin banyak wisatawan yang datang ke Raja Ampat. “Karena itu, saya berharap kearifan lokal dan kebudayaan yang beragam di Raja Ampat harus dijaga dan dipelihara. Kegiatan seni tari dan musik, juga cara hidup masyarakat harus tetap dilestarikan. Bahkan, dikembangkan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi,” kata dia.
Ditambahkan, tidak hanya menjaga alam dan budaya. Kearifan lokal menjaga hubungan antar manusia juga perlu dijaga. “Masyarakat Muslim dan Kristen yang sudah hidup berdampingan sebagai persaudaraan sejati di Raja Ampat, harus tetap dirawat dan dijaga. Beberapa daerah yang pernah mengalami gejolak atau kerusuhan, tak ada yang untung, semuanya mengalami kerugian.”
Ditegaskan, DPD RI juga mengingatkan Pemkab Ampat untuk tidak membiarkan kegiatan pertambangan yang dipusatkan di Pulau Salawati untuk batubara, Waigeo dan Gag untuk nikel, serta Batanta dan Misool untuk emas dan bahan baku semen.
“Lebih baik Pemkab fokus kegiatan pariwisata dan perikanan, bukan pertambangan. Apalagi pamor Raja Ampat ini semakin terangkat berkat Sail Raja Ampat 2014. Tetapi kerusakan mulai mengancam Raja Ampat seperti di Pulau Arborek sebagai destinasi wisata eksotis yang paling sering untuk snorkeling. Ini harus menjadi perhatian.”
DPD menilai dibutuhkan sebuah badan otorita pariwisata Raja Ampat. Tugasnya mengemban peran sebagai akselerator pembangunan pariwisata melalui fungsi koordinatif dan otoritatif di kawasan Raja Ampat.
“Kepariwisataan yang diselenggarakan harus menjamin keterpaduan antarsektor, antardaerah, antara pusat dan daerah sebagai kesatuan sistemik dalam kerangka otonomi daerah, serta keterpaduan antar pemangku kepentingan,” kata senator dari Dapil Provinsi Jawa Timur tersebut.
LaNyalla juga menegaskan, jika DPD RI mendukung penyelesaian masalah yang komprehensif agar tidak menghambat percepatan pembangunan kesejahteraan terkait tata kelola, pemanfaatan, dan penyaluran dana otonomi khusus.
“Dukungan kita berikan karena DPD RI merupakan wakil daerah, kami mengawal kepentingan daerah agar mendapat perhatian pemerintah pusat. Slogan kami adalah Dari Daerah untuk Indonesia, karena wajah Indonesia dihiasi wajah 34 provinsi di Indonesia,” jelas dia.
Bupati Raja Ampat, H Abdul Faris Umlati mengaku bangga kedatangan rombongan DPD RI. Menurut dia, kunjungan ini merupakan suatu kehormatan. “Jangan kali ini saja ke sini, harus datang lagi. Karena, untuk menikmati objek wisata di daerah sini butuh waktu setidaknya lima hari. Sebab Raja Ampat merupakan surga kecil yang jatuh di atas tanah ini,” kata dia.
Dia juga menyampaikan aspirasi terkait rencana pemekaran menjadi Raja Ampat Selatan dan Raja Ampat Utara. “Jadi, pada kesempatan ini Raja Ampat akan ada pemekaran wilayah baru. Dan, insya Allah ini bisa jadi tanggung jawab ketua dan anggota. Maka, saya yakin pemekaran ini tidak akan lama lagi,” harap H Abdul Faris Umlati . (akhir)