Ketua Instalasi Boawae minta Sumur Bor

  • Whatsapp

MBAY, beritalima.com – Ketua Instalasi UPT Pembibitan Ternak dan PPT Provinsi NTT, Sergi Wea saat menerima kunjungan Komisi II DPRD NTT menyampaikan bahwa Instalasi Ternak Boawae mengalami beberapa hambatan dalam mengurusi instalasi Boawae, Kabupaten Nagekeo.

Saat ini instalasi tersebut, hanya diurus oleh sembilan orang yang mana seharusnya diurus oleh 25 orang. Hal ini cukup dirasakan berat oleh para tenaga kerja tersebut.

“Kami minta bantuan tambahan tenaga kerja karena kami sembilan orang bukan saja harus mengurus dua jenis ternak, namun juga mengerjakan hijauan makan ternak (HMT) tambahan untuk ternak seluas 44,5 hektar. Air juga bermasalah, kami minta agar bisa diberikan sumur bor. Masalah lain, yakni pagar pembatas yang selalu di rusak masyarakat yang ingin memasukan ternaknya ke dalam kawasan instalasi ini”, kata Sergi.

Sementara itu, Kepala UPT Pembibitan Ternak dan PPT Provinsi NTT, Bambang mengatakan bahwa untuk penyedian pakan ternak sedikit mengalami keterlambatan karena menggunakan sistem lelang yang memakan waktu cukup lama.

“Januari – Maret kami dapat membuat pakan sendiri namun pada bulan April hingga Juni kami mengalamikekosongang pakan karena keterlambatan lelang sehingga terpaksa kami harus jual babi kasih makan babi untuk mengisi kekosongan tersebut. Bulan Agustus baru tersedia pakan itupun rekanan hanya mampu memenuhi 41,44% atau 24 ton dari 60 ton sehingga yang sisa di kembalikan”, kata Bambang.

Ketua Komisi I DPRD NTT, Kasimirus Kolo mengatakan, kunjungan kerja Komisi II ke Boawae dalam rangka melihat secara langsung kondisi obyektif pada instalasi tersebut, yang mana tujuan pembangunannya adalah untuk peningkatan pendapatan daerah dan pemberdayaan masyarakat.

” Ada tujuh kelompok yang kerja sama dengan instalasi Boawae untuk bagi hasil, namun jika tidak ada hasil maka apa yang mau dibagi, untuk itu perlu dikontrol secara baik bagi kelompok-kelompok ini”, kata Kasimirus.

Anggota Komisi II, Thomas Tiba menanggapi beberapa hambatan dan persoalan tersebut, merekomendasi beberapa point antara lain, SDM tenaga kerja.

Menurut Thomas, tenaga kerja harus ada kajian beban kerja yang jelas, sehingga harapan dari target bisa terjawab.

Terkait masalah air bersih, Thomas mengatakan, air menjadi sumber kehidupan, oleh karena itu agar disiapkan laporan resmi guna di back up pada rapat komisi nanti sekembali.

Ia menambahkan, segala temuan dilapangan ini akan menjadi catatan penting yang akan dicari jalan keluar agar persoalan ini segera terselesaikan. (L. Ng. Mbuhang/Humas Setwan NTT)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait