Ketua KADIN Surabaya Kritik Gelaran Prepcom for UN Habitat III

  • Whatsapp
Ketua KADIN Surabaya, Jamhadi.

SURABAYA, beritalima.com – Surabaya, di mata para tamu asing atau ribuan delegasi dari 193 negara yang mengikuti Preparatory Committee (PrepCom) for UN Habitat III beberapa hari kemarin, berhasil melaksanakan event akbar berskala internasional tersebut. Namun, benarkah demikian?

PrepCom for UN Habitat (United Nations Human Settlements Programme) adalah konferensi yang  diprakarsai Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang pelaksanaannya rutin setiap 20 tahun sekali.

Konferensi internasional tentang lingkungan kota yang stabil dengan tujuan memberikan perlindungan sama bagi semua orang ini pertama diadakan tahun 1976 di Vancouver, Canada, dan kedua di Istambul, Turki, tahun 1996.

Sedangkan yang ketiga, akan dilaksanakan di Quito, Equador, Oktober 2016 mendatang. Sebelum itu digelar di Equador, didahului dengan Prepcom for UN Habitat III di Surabaya, 25-27 Juli 2016 kemarin.

Prepcom for UN Habitat III di Kota Pahlawan ini kemarin dihadiri kisaran 5.000 tamu asing, termasuk sekitar 2.000 di antaranya sebagai utusan PBB.

Selain meninjau beberapa kampung yang telah dipersiapkan Pemerintah Kota Surabaya, mereka membahas berbagai isu penting, meliputi lingkungan perumahan, permukiman dan perkotaan guna menghasilkan suatu kesepakatan yang bersifat global.  Hasil pertemuan di Surabaya ini nanti akan dibawa ke Equador.

Banyaknya delegasi negara yang hadir, ditambah sambutan masyarakat Surabaya yang terlihat, itulah yang dijadikan parameter penilaian beberapa pihak bahwa pemerintah kota ini berhasil menyelenggarakan Prepcom for UN Habitat III.

Namun, pendapat Ketua Kamar Dagang Industri Indonesia (KADIN) Surabaya, Jamhadi, tidak sepenuhnya seperti itu. Menurutnya, Pemkot Surabaya kurang berhasil dalam moment bersejarah ini.

“Pemerintah Kota Surabaya hanya sekedar bisa menyelenggarakan kegiatan yang dihadiri sekitar 5.000 delegasi 193 negara dan utusan PBB tersebut,” kata Jamhadi saat ditemui di kantornya, Jumat (28/7/2016).

Dia ungkapkan, sangat menyayangkan event langka berskala internasional ini tidak diambil kesempatan oleh Pemerintah Kota untuk memberi pemahaman pada warga semaksimal mungkin. Menurutnya, banyak warga yang tidak tahu apa itu Prepcom for UN Habitat III.

Mustinya, lanjut Jamhadi, dengan beaya dari APBD sebesar Rp30 milliar untuk kegiatan ini Pemkot melalui semua kecamatan dan kelurahan memasang banyak baliho atau brosur dan selabaran di kampung-kampung, yang isinya menjelaskan arti dari peristiwa ini, sehingga masyarakat paham.

Selain itu, mustinya jauh hari ada pelajaran bahasa asing pada para pihak seperti sopir taksi, pegawai restoran dan hotel serta yang dimungkinkan akan menghadapi tamu-tamu asing itu, sehingga memudahkan untuk berkomunikasi.

“Akan tetapi, ini akhirnya jadi ‘pelajaran’ buat masyarat untuk meng’up-date’ diri, paling tidak
Bahasa Inggris harus bisa,” tambah Jamhadi.

Selain itu, Jamhadi juga mengkritik agar kebersihan dan pemasangan asesoris kota jangan hanya saat ada tamu-tamu saja, tapi juga dipasang terus, sehingga bisa dinikmati seluruh warga Surabaya, terutama bagi yang tidak sempat keluar rumah saat Prepcom for UN Habitat III berlangsung di kota terbesar kedua ini.

Namun demikian, meski masih ada kekurangan, Jamhadi mengaku senang atas terselenggaranya Prepcom for UN Habitat III di kota gudang UMKM ini. Menurut Ketua KADIN Surabaya ini, kehadiran ribuan tamu asing tersebut banyak memberi keuntungan pada masyarakat Surabaya, di antaranya pihak perhotelan, pedagang, dan wisata.

Dia berharap, pasca Prepcom III ini  jalinan sistercity maupun bilateral makin dikembangkan. “Karena itu, saya titip ucapan selamat pada Pemerintah Kota Surabaya atas terselenggaranya Prepcom for UN Habitat III di kota ini,” pungkas Jamhadi. (Ganefo)

beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *