Ketua Mabida Jatim Khofifah Pesankan Bahaya Hoaks Bagi Persatuan Dan Persaudaraan Bangsa pada 600 Pelatih Pramuka Se Jatim

  • Whatsapp
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim berikan paparan pada acara penyegaran Pelatih Pembina Pramuka SWA MANGGALA Kwarda Jatim di gedung Cak Durasim, Gentengkali, Surabaya.

SURABAYA, beritalima.com | Gubernur yang juga Ketua Majelis Pembimbing Daerah (Mabida) Kwarda Pramuka Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memberikan pesan khusus pada 600 orang pelatih pembina Pramuka Swa Bina Manggala III yang ada Gedung Taman Budaya Jawa Timur, Rabu (28/8).

Ratusan pelatih Pramuka tersebut tengah menjalani pelatihan dan penyegaran dengan dikumpulkan dari 38 Kabupaten/Kota Se Jawa Timur.
Gubernur perempuan pertama Jatim itu mengatakan persatuan dan persaudaraan adalah hal yang harus terus disemai pada gererasi dan penggerak Pramuka di seluruh jenjang dan tingkatan di Jawa Timur.

“Jaga persatuan, jaga persaudaraan. Saat ini bagi bangsa Indonesia tidak ada yang lebih penting dibandingkan dengan persatuan,” kata Khofifah yang juga menjabat sebagai Ketua Majelis Pembimbing Daerah (Mabida) Kwarda Pramuka Jatim ini.
Menurutnya para kakak pelatih Pramuka harus makin waspada dengan tantangan di era digital seperti sekarang. Salah satunya yang efektif menjadi pemantik rusaknya persatuan dan persaudaraan bangsa adalah hoaks.

Menurut wanita yang juga sempat menjabat Menteri Sosial RI, penting anak-anak Jawa Timur yang aktif dalam kegiatan Pramuka juga dipupuk untuk selalu peduli dengan konten informasi yang diterima.

Agar tidak mudah untuk menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya dan juga tidak jelas yang mempertanggungjawabkan atas sumber informasi tersebut. Maka saya pesan saring sebelum sharing. Untuk menangkal hoaks khofifah juga berpesan agar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara kita terus berusaha untuk saling memahami , saling mempercayai dan saling menghormati.

“Waspadai bahaya hoax yang bisa merusak persatuan dan persaudaraan kita. Kepada semua pelatih pastikan semua konten yang diterima harus di saring sebelum sharing. Salam Pramuka,” tegas Khofifah.

Karena itu ia memesankan budaya saring sebelum sharing. Hal ini akan menjadi kebiasaan yang cukup efektif agar penyebaran konten hoaks tidak meluas.
Termasuk konten-konten yang memicu perpecahan. Jika dengan menyaring ternyata tidak ditemukan hal yang benar atau manfaat maka informasi tersebut tidak disebarkan dan berhenti sampai dirinya saja.

Ia kembali menukil hasil penelitian dari UIN Syarif Hidayatullah yang menyurvei para generasi Y di 34 provinsi di Jawa Timur. Hasilnya sepertiga generasi tersebut memiliki pandangan intoleransi antar umat beragama dan juga anti Pancasila.
“Maka ini penting bagi kakak-kakak pelatih untuk mengingatkan dan membimbing keluarga besar Pramuka Jawa Timur agar generasi muda kita tidak memiliki pandangan intoleran . Indonesia ini beragam, Bhinneka Tunggal Ika,” tegas Khofifah. (rr)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *