SURAKARTA, Beritalima.com-
Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran, dan Ilmu Alam (FIKKIA) Universitas Airlangga (Unair) Banyuwangi kembali menorehkan prestasinya dalam ajang kompetisi nasional.
Kali ini, Kezia Catherine Siswokodari menyabet Juara 2 English Frenzy Fest 1.0 yang diselenggarakan UKM NLA (Nursing Language Association) Poltekkes Kemenkes Surakarta.
Ia membawa tema Holistic Health Approach yang membawa pengaruh terhadap kemajuan kesehatan yang tak terbatas hanya pada diagnosis penyakit pasien. Tapi juga fokus kepada penyembuhan pasien secara menyeluruh. Pendekatan holistik kesehatan membantu individu mengelola stres dan meningkatkan kualitas hidup.
Kezia mengatakan kekuatan atau kelebihan pendekatan holistik bahwa holistic health itu adalah pendekatan secara menyeluruh baik secara fisik, spiritual, mental, dan sosial. Melalui judul More Than Physical: Uncovering the Power of Holistic Health, ia menjelaskan tentang sejarah, urgensi pendekatan, dan praktik kesehatan holistik itu. Seperti mengikuti meditasi, yoga, tidur cukup, dan sebagainya.
“Jangan hanya melihat kesehatan dari sehat secara fisik saja, tetapi sehat yang benar itu adalah sehat baik secara fisik (body), pikiran (mind), dan emosi (spirit),” katanya.
Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat angkatan 2022 tersebut mengungkapkan dalam ajang yang diselenggarakan April 2024 itu memberikan tantangan tersendiri. Kezia harus menggali topik pendekatan holistik kesehatan sebelum menyusun teks speechnya.
Hal lain yang membuat lomba kali ini lebih menantang adalah waktu penyampaian pidato yang harus tepat 8 menit. Biasanya lomba speech sejenis hanya menetapkan waktu minimal 5 menit.
“Jadi 8 menit cukup panjang menurut saya karena saya belum terbiasa. Saat pengumuman saya juga tidak merasa saya akan menang, karena video yang saya kumpulkan adalah video pertama kali take yang awalnya hanya coba-coba. Sedangkan take kedua dan seterusnya yang lebih serius malah banyak salahnya,” ungkapnya.
Bagi Kezia, kejadian seperti itu akan menjadi hal yang perlu dievaluasi kembali. Gadis asal Banyuwangi itu bersyukur telah diberi kesempatan untuk berproses melalui lomba tersebut.
Kezia berharap dapat terus memberikan kontribusi dalam insight baru melalui speech contest yang diikuti. Menularkan semangat mengukir prestasi kepada mahasiswa lainnya. Terlebih prestasi bukanlah hadiah, melainkan hasil dari jerih payah dan keringatmu. Prestasi juga bukan hasil akhir, namun tentang proses belajar dan berkembang.
“Tapi juga jangan lupa untuk mengandalkan Tuhan di setiap prosesnya karena kita pastinya tidak bisa melakukannya sendiri tanpa kehendak-Nya. Semangat,” imbaunya.(Yul)