Khofifah Dorong Jawa Timur Swasembada Bawang Putih

  • Whatsapp

BONDOWOSO, beritalima.com – Bakal Terapkan Teknologi Pertanian yang teruji dan bibit unggul untuk TingkatkanKualitas Hasil PanenHampir 95 persen kebutuhan bawang putih di Jawa Timur dipenuhi dengan caramengimpor dari negara lain, terutama Tiongkok.

Kebutuhan bawang putih Jawa Timuryang mencapai 56.580 ton pertahun hanya mampu dicukupi dari produksi lokalsebanyak 3.040 ton setiap tahunnya.

Padahal potensi sektor pertanian Jawa Timur tidak bisa dikatakan minim. Justrusebaliknya, potensi pertanian Jatim besar dan melimpah.

Karena itu, PemerintahProvinsi Jawa Timur bersama Pusat Inkubasi Bisnis Syariah Majelis Ulama Indonesia(Pinbas – MUI) Jawa Timur tengah gencar menggalakkan menanam bawang putih gunamenuju swasembada bawang putih di Jawa Timur.

Setelah tiga bulan masa tanam di sejumlah daerah, hasil panen perdana bawangputih akhirnya berhasil dilakukan di Desa Sempol Kecamatan Ijen KabupatenBondowoso, Sabtu (3/8/2019).

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa hadir khusus menyaksikan hasilpanen perdana bawang putih yang ditanam di 41 hektar lahan Perhutani tersebut.

Meski kualitas bawang putih lokal ini masih butuh dilakukan peningkatan, wanitayang juga mantan Menteri Sosial itu optimistis bahwa ini akan inisiasi kesuksesanswasembada bawang putih Jawa Timur ke depan.”Keputusan Menteri Pertanian, mewajibkan bagi siapa yang mengimpor bawangputih maka harus diikuti dengan menanam 5 persen.

Mungkin tidak semua punyalahan, tidak semua mempunyai kemampuan menanam, maka melalui Pinbas MUI JawaTimur menginisiasi bahwa kita sangat memungkinkan untuk swasembada bawangputih,” kata Khofifah. Dalam penanaman bawang putih yang dipanen hari ini, Pinbas MUI Jawa Timursudah bekerja sama dengan Perhutani Divre Jawa Timur.

Lahannya mendapat supportdari Perhutani, sedangkan untuk yang menanam bawang putihnya dilibatkan LembagaMasyarakat Desa Hutan (LMDH).”Kalau kita bisa mendapat bibit yang baik, teknologi yang sesuai dengantopografi tanah, dan ada pendampingan sejak mulai penanaman, maka bukan tidakmungkin kita bisa swasembada bawang putih ke depannya,” tegas Khofifah.

Di hasil panen perdana ini, diakui Khofifah secara kualitas bawang putihnyabelum sebaik bawang putih yang biasa diimpor dari Tiongkok.

Untuk itu dibutuhkanadanya peningkatan kualitas dengan sentuhan teknologi pertanian dan bibit yangunggul.”Hari ini sedang ada calon investor yang akan berinvestasi di sektor hortikultura,mereka sudah keliling Jawa Timur tiga hari ini, saya sudah WA beliau dan mengirimkanfoto-foto bawang putih lokal kita,” kata Khofifah.

Meski kurang bisa bersaing lantaran ukurannya yang masih terlalu kecil, Khofifahmengatakan bahwa bawang putih jenis ini masih akan laku jika dijual untuk bahan obat-obatan.

Atau paling tidak mencukupi kebutuhan bawang putih lokal. Karenanya, ia menugasi langsung pejabat Pemprov Jawa Timur untukmembawakan bawang putih Bondowoso ini pada calon investor tersebut. Denganbegitu ia berharap akan ada teknologi pertanian yang diterapkan untuk peningkatankualitas bawang putih lokal Jawa Timur. “Bibit, teknologi, pendampingan.

Tiga hal ini harus ada dalam mengintervensisektor pertanian kita. Bibitnya kita siapkan, teknologinya kita bantu, danpendampingannya kita lakukan,” ucap Khofifah.

Jika inisiasi penanaman bawang putih lokal ini diintroduksi dengan baik,penyediaan lahan juga mencukupi, maka dikatakan mantan Menteri PemberdayaanPerempuan ini, LMDH di sekitar Ijen akan mendapatkan ruang percepatanpenyejahteraan ekonomi. Sementara itu Ketua Pinbas – MUI Jawa Timur Wahid Wahyudi mengatakanpanen perdana bawang putih ini adalah hasil budidaya Pinbas-MUI Jawa Timur.

Iniadalah bukti nyata bahwa kini MUI bukan hanya berurusan dengan fatwa dan akhlaq.Melainkan juga mengembangkan sayap di sektor ekonomi riil.

“Kebutuhan bawang putih Jawa Timur per tahun sekitar 56.580. sedangkankemampuan produksi bawang putih Jawa Timur hanya 3.040 ton saja. Sehingga 94.4persennya diimpor dari luar negeri, terbanyak dari Tiongkok,” tegas Wahid. Bawang putih impor secara fisik butirannya lebih besar.

Dan harganya lebihmurah, senilai Rp 22 ribu perkilogramnya. Sedangkan bawang putih lokal dengankualitas yang diketahui, harganya Rp 50 ribu perkilogramnya.”Dari segi bisnis memang kalah. Tapi sekarang ada kewajiban bagi pengimporbawang putih untuk menanam 5 persen dari jumlah bawang putih yang diimpor,”katanya.Untuk itu, dikatakan pria yang juga Asisten II Setdaprov Jawa Timur itu, dari 41hektar yang ditanami 12 hektar diantaranya belum panen.

Luasan 12 hektar bawangputih tersebut sengaja dipanen terlambat untuk dikembangkan sebagai bibit bawangputih baru.

(Rr)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *