CILACAP, beritalima.com | Refinery Unit (RU) IV Cilacap dalam waktu dekat ekspor avtur. Ini merupakan ekspor kali pertama dalam sejarah.
Unit Manager Communication, Relations & CSR RU IV Cilacap, Laode Syarifudin Mursali, mengutarakan itu pada 40 peserta Media Gathering Pertamina MOR V Jatim BaliNus.
“Pada minggu ketiga bulan Juli ini kami sudah ekspor avtur. Saat ini sedang masa tender,” kata Laode di Cilacap, Senin (15/7/2019).
Dia menegaskan, ekspor avtur tidak akan mengganggu produksi dan stok avtur dalam negeri. Bahkan menurutnya, justru malah akan meningkatkan produktivitas.
Di hadapan 40 jurnalis dari Surabaya, Madura dan Malang ini Laode menerangkan, Kilang Cilacap yang mengolah minyak bumi (crude oil) dari crude domestik dan crude import dengan total kapasitas pengolahan crude sebesar 348.000 BSD merupakan kilang dengan kapasitas terbesar di Indonesia.
Ditambahkan, kendati bisa ekspor avtur, namun belum bisa dilakukan dalam jumlah banyak, karena kebutuhan dalam negeri juga cukup besar.
“Pertamina belum bisa ekspor dalam jumlah besar, karena kebutuhan lokal juga besar. Tapi kebutuhan lokal secara keseluruhan sudah terpenuhi, karena itu kita bisa mulai ekspor,” tandasnya.
Data dan keterangan lain menyebutkan, Kilang Cilacap ini produk utama yang dihasilkan berupa BBM (Gasoline, Naphtha, Kerosine, Avtur, Solar, LSWR, Minyak Bakar), kemudian Liquid Gas (LPG dan Propylene), terus Pelumas Dasar dan Turunannya (Base Oil, Parafinic Oil, Solvent Minerex, Asphalt, Slack Wax), Produk Aromatik (Paraxylene, Benzene, Toluene, Heavy Aromate), dan Liquid Sulfur.
Sementara itu, di acara yang sama, Manager Operation dan CSR Marketing Operation Manager (MOR) V Jatim Balinus, Rustam Aji, mengatakan, kilang minyak Pertamina di Tuban, Jawa Timur, ditarget beroperasi pada tahun 2025.
Kilang minyak “new gras root refinery” itu diprediksi mampu memproduksi sekitar 400 ribu barel tiap hari.
Disebutkan, kebutuhan lahan untuk pembangunan kilang tersebut mencapai 800 hektare. Saat ini tanah yang sudah tersedia dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Perhutani sekitar 400 hektare.
“Sedangkan sisanya nanti pakai lahan masyarakat. Saat ini kita sedang sosialisasi kepada warga terkait dengan pembebasan lahan,” ujar Rustam Aji.
Dikatakan, prediksi produksi minyak sebesar 400 ribu barel di Kilang Minyak Tuban itu jumlahnya lebih besar dari yang ada di Refinering Unit IV Cilacap.
Disebutkan pula, jumlah produksi dari kilang minyak yang ada di seluruh Indonesia mencapai 1 juta barel tiap hari. Namun, yang menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM) hanya sekitar 700 ribu hingga 800 ribu barel tiap hari. Sedangkan, kebutuhan BBM masyarakat Indonesia, mencapai 1,5 juta barel perhari.
Kilang minyak di Tuban, diharapkan mampu mengurangi pasokan impor BBM, sehingga diharapkan mampu memenuhi kebutuhan BBM masyarakat Indonesia serta mendukung program nasional. (Ganefo)
Teks Foto: Manager Operation dan CSR Marketing Operation Manager (MOR) V Jatim Balinus, Rustam Aji (kanan), dan Unit Manager Communication, Relations & CSR RU IV Cilacap, Laode Syarifudin Mursali, di acara Media Gathering di Cilacap, Senin (15/7/2019)