DENPASAR, beritalima.com – Kinerja Perekonomian NTT pada Triwulan 2 tercatat tumbuh sebesar 3,01 persen (yoy) lebih rendah dibandingkan dengan nasional yang tumbuh sebesar 5,44 persen (yoy), dan lebih rendah dari rata-rata level pertumbuhan ekonomi NTT sebelum pandemi.
Sementara itu, tekanan inflasi NTT terus meningkat hingga pada September 2022 mencapai 6,97 persen, lebih tinggi dari tingkat inflasi nasional yang terutama dipengaruhi oleh kelompok administrasi princes.
Hal itu disampaikan Ketua Asisten Manajer Seksi Kehumasan Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTT Putra Rizky, saat menyampaikan materi tentang Perkembangan Ekonomi dan Inflasi Provinsi NTT pada kegiatan Media Gathering BI NTT yang dilaksanakan di Hotel Tribe Kuta Bali, Rabu (27/10/2/2022).
Hal ini menandakan bahwa kesejahteraan masyarakat mengalami penurunan.
Dengan inflasi yang semakin tinggi dan pertumbuhan ekonomi rendah, hal ini dinamakan stagflasi.
Dikatakan Putra Rizky, untuk mengatasi hal ini BI mengambil langkah strategis dengan menggagas Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
GNPIP ini, Bank Indonesia berkolaborasi bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di seluruh Kabupaten/Kota. Untuk NTT sendiri BI NTT sudah melakukan di Pulau Timor, Pulau Flores yang meliputi sepuluh Kabupaten Kota.
“Kemarin di Sumba. Tanggal 21 Oktober yang dihadiri pak Gubernur langsung, diikuti empat kabupaten sedaratan Sumba itu”, ungkapnya.
Adapun rangkaian kegiatan yang dilakukan BI NTT adalah CSR (Corporate Social Responsibility) yaitu Bank Indonesia memberikan sumbangan untuk mendukung produk-produk pertanian, alat-alat pertanian seperti irigasi tetes, traktor dan sebagainya.
Bank Indonesia juga mendukung perluasan kerjasama antar daerah kemudian bersinergi dengan Bank NTT untuk mendorong pinjaman Kredit Merdeka.
Selain itu, BI juga melakukan gerakan Urban Farming yaitu setiap Kabupaten Kota di seluruh NTT diberikan anakan Cabai sejumlah sepuluh ribu anakan Cabai. Untuk kelompok-kelompok tani tertentu yang sudah mandiri yang rasanya butuh dibina Bank Indonesia, tentu bisa mengusulkan untuk dibina BI.
“Itu langkah-langkah dini yang dilakukan Bank Indonesia,” kata Rizky.
Gathering Media yang digelar oleh BI NTT bersama Otoritas Jasa Keuangan NTT, Ditjen Perbendaharaan NTT, dan Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) NTT tersebut berlangsung di Bali, pada 26-28 Oktober 2022. (L. Ng. Mbuhang)