LUMAJANG,beritalima.com- Berawal dari laporan ibu-ibu yang kehilangan cucunya, akhirnya polisi berhasil melacak lewat HP terkait keberadaan anak hilang tersebut. Di lokasi ditemukan 17 remaja ABG yang tak lain adalah korban Q-NET, semuanya dalam kondisi mengenaskan (20/09/2019).
Kisah ini dibagikan oleh akun Facebook yang bernama @Fortune Miyako ke Facebook Grub Sahabat M.A.S yang menceritakan tentang 17 remaja ditemukan dalam keadaan mengenaskan di 2 kontrakan di Gemolong, kabupaten Sragen. Bermula dari adanya laporan dari kabupaten Wonosobo tentang seorang ibu-ibu yang melapor ke polisi bahwa cucunya telah hilang selama 3 bulan. Kemudian ada informasi terlacak dari HP, bahwa cucunya itu terdeteksi ada di Gemolong. Pihak Polsek Gemolong pun melakukan penelusuran menuju keberadaan lokasi tersebut.
Ditemukanlah 2 rumah kontrakan di dukuh Ketagan, kelurahan Gemolong, kecamatan Gemolong Sebanyak 17 remaja berusia belasan hingga 20 tahun. Semuanya ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Saat kali pertama ditemukan, sebagian diantaranya dalam kondisi kelaparan dan penampakan lusuh. Dari 17 orang yang diamankan, 12 diantaranya adalah remaja pria dengan rentang usia 19 hingga 20 tahun. Sedangkan 5 lainnya adalah remaja putri dengan usia di bawah 20 tahun dan ada 3 yang masih di bawah umur.
Semua remaja dan ABG itu diketahui berasal dari luar Sragen, kemudian diamankan di Mapolsek untuk dimintai keterangan. Dari pengakuan mereka, mereka tergiur pekerjaan mudah dengan gaji besar tetapi dengan syaratnya mereka harus menyetor Rp 8,7 sampai Rp 9 juta ke leader atau yang bertugas merekrut anak buah agar bisa mendapat gaji besar. Namun janji-janji tersebut omong kosong belaka, tidak ada yang namanya pekerjaan enak dengan penghasilan besar.
Banyak dari mereka yang ingin kembali ke kampung halaman, namun tidak memiliki ongkos untuk pulang ke daerah masing-masing dan mereka bertahan hidup dengan makan seadanya, kadang sehari cuma makan sekali.
Kapolres Lumajang, AKBP DR Muhammad Arsal Sahban SH SIK MM MH menjelaskan, “Bisnis money games paling jahat adalah QNet, karena dalam prosesnya mereka selalu melakukan penipuan berupa adanya lowongan pekerjaan dengn gaji besar. Setelah orang-orang datang dari berbagai daerah, mereka kumpulkan dengan dalih presentasi tapi sebenarnya proses cuci otak dilakukan sedemikian rupa. Bahkan ada member baru yang sampai sinting karena proses cuci otaknya diskenario sedemikian rupa. Korban yang di Sragen saja kita bisa lihat mereka sampai menahan lapar dan dalam kondisi menggenaskan, betul-betul proses bisnis money games yang sangat kejam”, ungkap Arsal putra asli Makasar tersebut. (Jwo)