Kisah Nyata BMI Dituangkan Dalam Buku

  • Whatsapp

JAKARTA, beritalima.com – Indah Morgan, salah satu pemerhati sosial perantau Indonesia, dia cukup akrab dengan berbagai persoalan buruh migran karena bertahun-tahun telah terjebur, berenang, dan bahkan menyelam dengan berbagai masalah para pahlawan devisa.

Kini dia tinggal di Ningbo, Yinzhou, Chine mendampingi aktivitas suaminya sebagai akademisi dan mengajar di sebuah Universitas di Tiongkok.

Indah banyak bersinggungan dengan persoalan masyarakat Indonesia di negara tempatnya berrdomisili. Yang kebetulan tidak jauh dengan para buruh migran Indonesia, baik legal maupun ilegal termasuk yang melakukan pernikahan campuran dan mantan WNI.

Pertautannya dengan buruh migran berawal dari Hongkong selama bermukim 8 tahun dari tahun 1993 – 1998, ketika itu Indah dan beberapa teman buruh migran mendirikan Indonesia Group Hongkong (IG – HK) sebagai salah satu organisasi BMI atau Buruh Migran Indonesia, yang memiliki ijin resmi dari Pemerintah Hongkong.

IG – HK berdiri dibawah organisasi Asian Migrant Center dan indah menjadi salah satu sukarelawan petugas lapangan yang bertanggungjawab menyediakan pelayanan dukungan, pelatihan dan peningkatan kepribadian kepada anggota IG – HK.

Ibu tiga anak dari hubungan biologis, Stepen Morgan salah satu peneliti bidang ekonomi China dari Universitas Melbourne – Australia, yang sedang melakukan penelitian di Biodiversity Research Center, Academia Sinika, Nangkang, Taipei. Ia membuat buku ‘Kita Bisa Berdaya’ yang dituangkan dari pemikirannya sesuai pengalaman kerja saat di Hongkong, Taiwan, Inggris, dan Tiongkok yang menyangkut kasus TKI.

“Tahun 2007 indah sekeluarga pindah ke Nottingham, Inggris, disana banyak mendapati persoalan yang menimpa BMI, digaji sesuai kontrak tapi tidak sesuai gaji standar Inggris padahal mereka tidak ilegal. Hingga banyak buruh migran terdampar dan mencari bantuan ke organisasi serikat buruh Internasional dan lokal,” tandas indah, Jum’at (4/11/2016) di Auditorium Dewan Pers, Jakarta.

Buku bertemakan Kita Bisa Berdaya itu dapat dikatagorikan sebagai buku dari kumpulan kisah nyata yang disertai testimoni dari para pelaku perantau yang mayoritas didominasi para wanita. Ajakan dan motivasi untuk berdaya tidak berarti secara fisik namun lebih kepada mental sehingga mampu memproyeksikan masa dengan dengan jelas dan terarah.

“Sebagai pemerhati sosial perantau Indonesia, migran tidak perlu dilindungi karena sudah mampu melindungi diri sendiri. Karena mereka sudah bersosialisasi dimana dia tinggal,” tambah Indah kepada wartawan.’’(dedy mulyadi)

 

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *