Kisah Pedagang Ikan Bakar Saat Watu Ulo Gratis, Ikan Satu Freezer Ludes Dua Hari

  • Whatsapp
Wisata Pantai Watu Ulo yang terletak di Kecamatan Ambulu, Jember (beritalima.com/sugik)
Wisata Pantai Watu Ulo yang terletak di Kecamatan Ambulu, Jember (beritalima.com/sugik)

JEMBER, beritalima.com | Adanya kebijakan tempat Wisata Watu Ulo tiket masuk gratis dari Pemerintah Kabupaten Jember, benar-benar dirasakan oleh pedagang sekitar.

Seperti yang dialami Cak Sukri, pemilik warung ikan bakar yang berada dipesisir Pantai Watu Ulo. Dimana dalam jangka waktu dua hari, ikan satu freezer ludes terjual.

Bacaan Lainnya

Cak Sukri menceritakan, setelah lebaran di hari senin, dirinya mulai membuka warung dihari libur lebaran pada hari rabu.

“Saya mulai buka libur lebaran mulai hari rabu dan kamis, saya ikan satu freezer habis dalam jangka dua hari. Biasanya kadang satu freezer satu minggu, kadang 10 hari,” kisahnya, Rabu (11/5/2022).

Tidak hanya dirinya, teman pedagang ikan bakaran dilokasi tersebut juga mengalami merasakan hal yang sama, dengan adanya tiket gratis tersebut.

“Bahkan sampai kekurangan ikan juga teman saya. Kalau untuk pedagang, wisata gratis sangat bagus. Dengan adanya tiket gratis, secara otomatis pendapatan pedagang pasti meningkat,” ungkap Cak Sukri.

Namun dampak dari ujicoba wisata gratis ini, selain dampak positif juga ada dampak negatifnya. Dirinya berpesan ke Bupati Jember, tinggal evaluasi untuk perbaikan kedepan.

Menurutnya, hal kecil dari tiket gratis yang jadi persoalan hanya masalah sampah yang berserakan. Namun baginya, itu hal yang bisa diselesaikan dengan cara diakomodir para pedagangnya.

“Kalau masalah sampah berserakan, sebetulnya para pedagang di kompakkan untuk bersih-bersih, selesai permasalahan sampah,” jelasnya.

“Bisa sore atau pagi. Pengunjung sepi bisa bersih-bersih, disekitar warung masing-masing,” sambungnya.

Dirinya mengakui, sejak dulu belum pernah ada tiket masuk pantai watu ulo mengalami gratis dan ini baru kebijakan pertama kali dari Bupati Jember H.Hendy Siswanto.

“Yang pasti pengunjung dan pedagang pasti senang. Masyarakat lebih banyak diuntungkan,” tegas pria gondrong tersebut melalui ponselnya.

Namun untuk memikirkan tentang Pendapatan Asli Daerah (PAD) dirinya sanggup bila setiap warung dikenakan pajak 10 persen.

“Karena yang bayar pengunjung, melalui beli dagangan kita, jadi tidak ada ruginya,” bebernya.

Bila perlu, dirinya berharap kepada Pemkab Jember untuk memberikan pinjaman modal tanpa bunga kepada pedagang. Selain itu, dipesisir pantai ditambah gasebo-gasebo atau wahana-wahana.

“Jadi ada take and give masyarakat. Pengunjung nyaman, pengelola dapat uang dan tidak harus menjual karcis masuk,” harapnya.

Jadi kedepan, Cak Sukri menambahkan, selalu ada perbaikan-perbaikan, baik dari sisi pedagang dan wisata itu sendiri, agar pengunjung bisa tertarik untuk datang. (Sug)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait