JEMBER, beritalima.com | Susu kambing etawa merupakan hasil dari kambing perah atau peranakan, yang didapat dari perkawinan.
Dalam artikel yang ditulis, perkawinan itu dari kambing etawa dengan kambing lokal yang banyak diminati, dan dikembangkan diberbagai daerah, termasuk di Desa Sruni untuk dijadikan ladang bisnis.
Selain itu, memiliki harga jual yang termasuk tinggi, dibanding dengan harga jual susu lainnya yang di perjual belikan.
Meskipun memiliki harga jual yang tinggi, peminat dari susu kambing etawa juga memiliki peminat yang sedikit, dimana susu kambing etawa, memiliki bau yang menyengat juga memilki rasa yang hambar.
Sebagian orang tau, bahwa protein yang dimiliki susu kambing etawa tinggi, yaitu sebesar 4,3% juga susu kambing etawa juga lebih mudah dicerna dibanding dengan susu sapi.
UMKM susu kambing etawa yang lagi marak diminati oleh beberapa kalangan, dikarenakan kebanyakan seorang petani yang kesehariannya dihabiskan di sawah memilih beternak kambing atau sapi, disamping guna dijadikan investasi yang menjanjikan.
Kambing etawa juga lebih menghasilkan, yaitu susunya bisa di jual, dikarenakan susu kambing etawa kebanyakan dijadikan obat bagi beberapa orang yang mengidap penyakit tertentu, contohnya TBC (Tuberkulosis) dan asma, karena mengandung flourin dan betakasein.
Di Jenggawah juga terdapat UMKM susu kambing etawa, lebih tepatnya terletak di Dusun Leces, Desa Sruni, Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember, yang dikelola oleh Bapak Nur Salam yang berprofesi sebagai petani.
Awal dikenalkannya UMKM ini, Bapak
Salam mengikuti organisasi yang terdapat di Jember, yang awal dikenalkan oleh temannya.
Kemudian Bapak Salam memberanikan diri membuka UMKM ini dengan hanya memiliki 9
Kambing etawa, yang pada saat bulan Oktober 2022 hanya dua yang bisa diperah.
Karena masa hamil kambing etawa 5-6 bulan dan masa susu kambing yang bisa diperah, berkisar selama 4-5 bulan, dihitung mulai dari 1-2 bulan setelah melahirkan.
Permasalahan yang terdapat pada UMKM susu kambing ini yaitu jumlah pendapatan Susu kambing etawa yang hanya sebanyak 1-2 liter perhari sedangkan jumlah permintaan konsumen yang tidak menentu.
Dimana jika permintaan banyak, akan tetapi stok yang dimiliki tidak mencukupi, Bapak Salam mau tidak mau harus melempar atau mencari tambahan susu kambing, kurangnya ke teman seorganisasi agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
Pada bulan November Bapak Salam memutuskan untuk melakukan pengendalian produk, dimana dengan menambah perluasan kandang dan penambahan kambing etawa sebanyak 3 jambing etawa.
Permasalahan lainnya, yaitu masa simpan susu kambing etawa pada suhu ruang hanya bertahan 2 jam, sedangkan dari Bapak Salam sendiri ingin memperluas pangsa pasar, akan tetapi terkendala oleh hal itu.
Bisa dilakukan pengiriman jauh, akan tetapi harus memakai kulkas mini agar menjaga kesterilan, sehingga susu kambing etawa sampai dengan segar.
Tetapi, hal tersebut hanya akan menambah pembelian dan jika hanya membeli 1 liter akan membuang-buang uang.
Oleh karena itu, mahasiswa menyarankan dengan menjadikan susu cair kambing etawa menjadi susu serbuk, guna menambah masa simpan susu kambing pada suhu ruang dan dapat melakukan pengiriman lebih jauh.
Pada proses pembuatan susu serbuk ini, menggunakan metode pengkristalan atau pengeringan, dimana pada proses ini menciptakan dua rasa yang pertama rasa original dan yang sudah ada gulanya.
Pembuatan tanpa gula :
Untuk pembuatan susu kambing etawa original hanya memerlukan satu bahan, yaitu susu kambing etawa itu sendiri yang dengan peralatan kompor, loyang, pan dan pengaduk dengan melewati proses pemasakan sampai susu kambing etawa mengental.
Kemudian diratakan pada loyang yang telah disiapkan dan ditutup kain, agar tidak terkena debu.
Berikutnya dilakukan pengeringan dengan dijemur dibawah sinar matahari selama 2-3 hari
tergantung terik sinar matahari.
Setelah kering dan mengeras, bisa di tumbuk atau diblender dan diayak, agar mendapatkan hasil yang halus seperti susu serbuk kebanyakan.
Pembuatan dengan gula :
Kemudian untuk pembuatan susu kambing etawa yang sudah ada rasa menggunakan dua bahan, yaitu susu kambing etawa dan Gula.
Pada proses pembutan ini menggunakan susu cair kambing etawa sebanyak 250 ml dan Gula sebanyak 100gram dengan perbandingan 1:2,5 dan menghasilkan susu serbuk sebanyak 145gram-180gram.
Dengan melalui proses pemasakan dan pengkristalan menggunakan pembuatan manual, dikarenakan jika menggunakan mesin yang harganya mahal, maka kami hanya menggunakan metode manual, dengan peralatan yang yang sama tetapi tidak menggunakan penjemuran.
Metode ini lebih cepat, jadi dibanding dengan metode pengeringan diatas dan metode ini juga menambah citra rasa yang sangat mirip dengan susu kental manis kebanyakan, sehingga hal ini salah satu jalan keluar bagi seseorang yang tidak suka akan rasa dan baunya.
Cara pembuatannya yaitu memasak Susu kambing etawa dengan gula secara bersamaan sampai menggumpah dan mengeluarkan buih, dan setelah mengeluarkan buih matikan kompor lakukan pengadukan sampai dingin, agar pada saat pengkristalan tidak terlalu besar setelah dirasa dingin dan cukup bisa diblender dan diayak.
Proses ini hanya memerlukan waktu kurang lebih 1 jam, jika dibandingkan dengan proses metode pengeringan. Metode ini lebih efisien dalam penghematan waktu. (*)