Kediri. Idul Fitri tidak lengkap bila tidak dibarengi dengan Halal bi halal, seperti halnya yang dilakukan Forpimda Kediri hari ini, Dandim Kediri, Letkol Inf Purnomosidi, Kapolresta Kediri, AKBP Wibowo, Walikota Kediri, Abdullah Abubakar dan Ketua DPRD Kota Kediri, Kholifi Yunon, berkunjung ke salah satu Ponpes yang pernah menjadi tuan rumah Muktamar NU,dan seluruh Forpimda langsung disambut hangat pengasuh Ponpes Lirboyo, K.H. Anwar Mansyur, senin (11/07/2016).
Kodim Kediri Halal Bi Halal Dgn Forpimda Di Ponpes Lirboyo Kediri
“Halal bihalal sangat berarti bagi masyarakat Indonesia, konon kabarnya, hanya di Indonesia saja ada Halal bihalal, karena memang Halal bi halal adalah budaya asli dalam negeri dan bukan budaya asing,” tutur K.H. Anwar Mansyur.
Orang nomor satu di Ponpes Lirboyo itu, juga menceritakan secara singkat sejarah Halal bi halal kepada seluruh Forpimda Kediri, dipertengahan bulan Ramadhan tepatnya di tahun 1948, Bung Karno memanggil KH. Wahab Chasbullah ke Istana Negara, untuk dimintai pendapat dan sarannya untuk mengatasi situasi politik Indonesia yang tidak sehat. Kemudian Kyai Wahab memberi saran kepada Bung Karno untuk menyelenggarakan Silaturrahmi, sebab sebentar lagi Hari Raya Idul Fitri, dimana seluruh umat Islam disunahkan bersilaturrahmi.
Dari saran kyai Wahab itulah, kemudian Bung Karno pada Hari Raya Idul Fitri saat itu, mengundang semua tokoh politik untuk datang ke Istana Negara untuk menghadiri silaturrahmi yang diberi judul “Halal bi halal” dan akhirnya mereka bisa duduk dalam satu meja, sebagai babak baru untuk menyusun kekuatan dan persatuan bangsa. Sejak saat itulah, instansi-instansi pemerintah yang merupakan orang-orang Bung Karno menyelenggarakan Halal bi halal yang kemudian diikuti juga oleh warga masyarakat secara luas, terutama masyarakat muslim di Jawa sebagai pengikut para ulama.
“Kami dari TNI, Polri maupun Pemerintah Kota Kediri, menginginkan tradisi Halal bihalal ini tetap berlangsung terus menerus, meski orang-orang yang mengisi jabatan sebagai Dandim, Kapolres, maupun Walikota silih berganti, tetapi tidak mengabaikan atau melupakan tradisi turun temurun ini,” kata Letkol Inf Purnomosidi.(Penrem 082/CPYJ)