SURABAYA, Beritalima.com |
Kondisi pandemi covid-19 secara tidak langsung banyak melahirkan pelaku usaha baru di bidang kuliner dengan sistem take away. Namun, tidak sedikit dari pelaku usaha tersebut masih memiliki keterbatasan pengetahuan dan kesadaran terkait proses produksi makanan, pengawetan makanan, bahan tambahan pangan dan pilihan kemasan pangan yang digunakan.
Melihat fenomena sosial tersebut, tim pengabdian masyarakat Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (FF UNAIR) tergerak melakukan edukasi dan sosialisasi. Tim pengmas FF UNAIR bekerja sama dengan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Balikpapan dan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disperindagkop) melakukan pengmas dengan sasaran utama UMKM dan pelaku usaha Produk Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) di Balikpapan pada Sabtu lalu (10/7/2021).
“Program pengmas ini merupakan implementasi dari salah satu pilar Tri Dharma Perguruan Tinggi, di samping pendidikan dan penelitian,” jelas Ketua Tim Pengmas FF UNAIR Dr. Juni Ekowati, Apt., MSi.
Dr. Juni menuturkan bahwa pengmas merupakan kegiatan rutin dari FF UNAIR yang kali ini dilakukan secara daring. Pengmas tersebut bertujuan membantu meningkatkan pengetahuan peserta lewat edukasi, mencarikan solusi, dan memperkuat kemampuan kelompok mitra di Balikpapan.
“Hal ini dapat meningkatkan kualitas produk secara berkelanjutan dalam upaya meningkatkan pemasaran produk UMKM yang aman bagi kesehatan, sebagai strategi peningkatan kesehatan dan ketahanan tubuh kita di masa pandemi,” ungkapnya.
Pemilihan Balikpapan sebagai target pengmas dikarenakan Balikpapan merupakan salah satu kota paling maju dengan ekonomi yang terus mengalami peningkatan. Jumlah UMKM di Balikpapan hingga tahun 2019 mencapai angka 21.410 yang separuhnya merupakan UMKM di bidang kuliner atau pangan.
“Para mitra UMKM ini masih banyak yang belum mengetahui tentang regulasi penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) pada produk pangan. Kurangnya pemahaman dan kesadaran terhadap aspek-aspek Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB), pemilihan dan takaran BTP yang aman,” tuturnya.
Melihat potensi besar dari pelaku UMKM dan PIRT di Balikpapan maka dilakukan kerja sama pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat dengan organisasi profesi apoteker, yaitu Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Balikpapan dengan Ketua Dra. Hasnah Haerani, Apt. M.Kes
Anggota IAI banyak berkiprah di bidang pembinaan UMKM makanan, baik di Loka Pengawasan Obat dan Makanan (POM) maupun di Dinas Kesehatan kota Balikpapan.
Pada akhir, Dr. Juni berharap kerja sama tersebut dapat dijalin lebih lanjut antara instansi kesehatan di Balikpapan dengan FFUA. Utamanya terkait dengan Pendidikan strata baik S2 maupun S3 bagi tenaga kesehatan ataupun sejawat apoteker di Balikpapan.
Secara garis besar, ada tiga materi yang disampaikan oleh tim Pengmas FFUA. Materi pertama mengangkat tema “Cara Produksi Pangan yang Baik untuk Industri Rumah Tangga” dengan narasumber Prof. Dr. Sugijanto, MS., Apt. Materi kedua mengenai “Penggunaan Bahan Tambahan Pangan (Pemanis, Pengawet, Pewarna) yang aman dan sesuai regulasi” dengan narasumber Prof. Dr. Noor Erma Nasution, MS., Apt. Yang terakhir adalah materi “Aspek keamanan kemasan pangan” dengan narasumber Dr. Juni Ekowati, MSi., Apt. (Yul)
Caption :
Dr. Juni Ekowati, MSi., Apt. bersama pemateri saat memaparkan materi mengenai pengelolaan produk pangan kepada UMKM dan PIRT di Balikpapan Sabtu (10/7/2021).