SURABAYA, Beritalima.com|
Politisi asal partai Demokrat, yang saat ini duduk di Komisi B DPRD Provinsi Jatim, Subianto menyampaikan bahwa Perpres nomor 80 /2019 , Yang intinya tentang percepatan pembangunan ekonomi yang di kawasan Jawa Timur, ada di enam koridor yang lagi digagas pemerintah pusat, yaitu gerbang kertasusila plus,”Kemudian ke enam titik yaitu Bromo Tengger, Semeru, kawasan selingkar Wilis, Madura dan kepulauan di kawasan lingkar Ijen dan kawasan Selatan Jawa Timur ini, adalah hal yang luar biasa yang dengan RPJM dan RPJP di Jawa Timur lah kita berharap bahwa Pemerintah kabupaten kota juga sinerji,”tutur Subianto.
Subianto menambahkan, “Apalagi 19 kepala daerah Kabupaten Kota kan akan Pilkada otomatis visi misinya nanti akan menjadi RPJMD kabupaten. Tentunya itu harus Selaras dengan program pusat tadi yang terkait percepatan pembangunan yang ada di kawasan Jawa Timur,”sambung Subianto.
Lebih lanjut Subianto menuturkan,”Sementara kalau kita kaitkan dengan program komisi B yang ingin membikin Perda desa wisata. Ini yang sudah mulai nyambung karena salah satu yang harus diperhatikan adalah aksesibilitasnya suatu desa wisata,”tambahnya.
Subianto mengungkapkan, Kalau kabupaten lebih pengen maju infrastrukturnya sekarang ini sudah difasilitasi oleh pemerintah pusat,” Pemerintah pusat juga memberi lampu hijau. Ini salah satu cara untuk mencapai desa wisata dengan lebih mudah. Ada lima strategi
Bagaimana kegiatan yang harus dilakukan, ekstraksinya apa, kalau kita mau ngangkat desa wisata selain desa wisata yang dijual itu apa kan harus didukung dengan budaya atau atraksi yang ada di daerah itu,”jelas Subianto.
“Semisal kan ada daerah yang mempunyai suatu tradisi manten di arak dengan bunyi-bunyian musik tradisional. Itu kan salah satu budaya yang menarik perhatian, lanjut Subianto.
“Nah tradisi budaya ini bisa kita kembangkan, kita jual. Dikaitkan dengan apa yang dijual di daerah itu ini harus selalu dikoneksikan. Termasuk di daerah tersebut harus juga didukung Seperti, apakah ada itu tempat tempat penginapan, adanya homestay di daerah itu karena kalau tidak ya sukanya dikunjungi lalu wisatawan langsung pulang,”tambah Subianto.
Lebih lanjut Subianto menuturkan, Misalkan wisatawan bermalam 2-3 hari. Dengan adanya konektivitas tadi misalkan di selingkar Wilis daerah Kediri sampai Ponorogo, sampai sana kalau kita mengambil 1-1 saja, di sana ada gunung Kelud, tetapi di desa wisata sana sudah ada kampung Anggrek, ada Kampung Indian, ada Kampung Korea, inilah yang kita harapkan agar perut ekonomi yang ada di wilayah itu terus berkembang. “Karena perekonomian desa terus tumbuh. Sudah ada icon besar kemudian ada icon kecil-kecil yang bisa mendukung. Program-program pusat yang bersinerji dengan Perpres nomor 80 tahun 2019 ini harus kita apresiasi yang luar biasa,”ungkap Subianto.
Lebih-lebih kemarin pemerintah provinsi Jatim melakukan roadshow ke Kementerian. Daerah kabupaten, yang tengah menyambut Pilkada nanti, itu harus Sinergi dengan provinsi, juga dengan pemerintah pusat. “Jangan sampai nanti kita sudah mendapatkan perhatian pemerintah pusat, dengan Jawa Timur Sinergi, tapi tanpa adanya kerjasama berkesinambungan dengan kabupaten kota, maka semua akan sia-sia. Inilah yang harus kita Dorong ke depan agar tujuan pertama untuk pertumbuhan ekonominya Jawa Timur bisa ngangkat, dengan adanya desa wisata banyak penjual-penjual atau UKM itu memberi kesempatan terus berkembang. Otomatis kalau pertumbuhan ekonominya naik maka kemiskinan akan berkurang, lapangan pekerjaan terbuka. dan kesejahteraan yang kita harapkan akan tercapai,”imbuhnya.
“Oleh sebab itu kami berharap sinergitas antara daerah yang mau Pilkada, siapapun yang terpilih, harus bersinergi dengan program pusat tadi dengan Jawa Timur. Dan gerbang kertasusila plus Madura,”tegasnya.
Kemudian jalur selatan ini dikoneksikan. Apalagi Kediri akan ada bandara. ini kan luar biasa sekali. “Nah kalau ini semua sudah terkonek maka pembangunan di Jawa Timur khususnya di Dapil saya akan terus berkembang. Kita mengajak kepada seluruh komponen, termasuk itu apakah pertanian, disini ada desa wisata yang dijual alamnya. Misalkan ada Grojogan, ada air mancurnya. Boleh juga di daerah sekitarnya didukung dengan pertanian, misalkan petani diajak menanam kelengkeng. kelengkeng agrowisatanya. Jadi biar petani itu tidak hanya bisa melakukan itu-itu saja. Kalau pertanian kita koneksikan dengan wisata, saya yakin pendapatan petani akan lebih meningkat. Kalau hasil pertanian dijual di daerah wisata Maka hasilnya akan luar biasa. Harapan kami juga begitu,”pungkasnya. (yul)