Jakarta, 18 Desember 2019 – HAGO, aplikasi game sosial terfavorit di Indonesia dan anak perusahaan dari Vlight – penyedia layanan komunikasi internet terintegrasi berbasis di Singapura, telah memilih 5 pemenang dari total 87 karya game yang dikirim oleh peserta untuk Kompetisi Jawara Game Indonesia. Setelah dilaksanakan selama tiga minggu, HAGO dan Vlight bersama-sama dengan dukungan dari Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (BAPAREKRAF), Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (KOMINFO), dan Asosiasi Game Indonesia (AGI) telah memilih para pemenang dari banyaknya pengajuan game dengan kreativitas, tema, tingkat kesulitan, level, dan tujuan yang berbeda. Seluruh game yang terpilih telah berhasil melewati kriteria penilaian secara teliti dan ketat oleh para juri. Dalam rangka merayakan keberhasilan para pemenang dan menunjukkan apresiasi bagi mereka yang telah mendukung Kompetisi Jawara Game Indonesia, HAGO dan Vlight mengadakan acara penghargaan dan konferensi pers di The Hermitage, a Tribute Portfolio Hotel Jakarta pada tanggal 18 Desember 2019 dimana 5 pemenang yang terpilih dengan bangga diumumkan.
Penghargaan dan Konferensi eksklusif ini turut dihadiri oleh para tamu dan pembicara terhormat yang terdiri dari Bapak Semuel Abrijani Pangerapan selaku Direktur Jenderal Aplikasi Informatika KOMINFO, Bapak Adam Ardisasmita selaku Wakil Presiden AGI, dan Bapak Joshua Qiao sebagai Vice President dari Vlight.
Karena kompetisi ini dilaksanakan seiringan dengan popularitas game online yang terus bertumbuh secara pesat di Indonesia, Joshua Qiao, Vice President dari Vlight berharap dapat membantu pengembang game lokal untuk menunjukkan bakat mereka. Joshua menjelaskan “Tujuan kami adalah untuk meningkatkan industri ekonomi kreatif di Indonesia. Dengan sumber daya yang kami miliki, kami berharap untuk mendapatkan talenta lokal untuk dikembangkan. HAGO juga berharap agar semua muda-mudi di Indonesia dengan mimpi yang berbeda dapat menyalurkan talenta mereka dibidang apapun yang mereka tekuni.” Kualitas talenta lokal ini ditunjukkan melalui tidak sedikitnya game dengan standar tinggi yang diciptakan oleh para peserta dengan detail dan ide game yang unik, tambah Joshua.
Pemenang pertama atau the champion, berhasil membawa pulang hadiah total senilai 60 juta rupiah, diikuti oleh runner up pertama hingga keempat yang berhasil mendapatkan 40 juta rupiah, 20 juta rupiah, 10 juta rupiah, dan 5 juta rupiah secara berurutan.
Tahoe Games, sebagai the champion untuk Jawara Game Indonesia, berhasil membuat sebuah game ringan yang menarik bernama ‘Cookie Paw Blast’ dengan mengangkat tema kucing dan ikan, sederhana namun menyenangkan. ‘Runner up’ pertama adalah game yang berjudul ‘Treasure Cave’ yang diciptakan oleh Nightspade, diikuti dengan game bernama ‘Slay Z’ dibuat oleh Melon Gaming Studio, ‘Pocong Running’ dibuat oleh Muhammad Taufik dan terakhir ‘Coffee Cat’ oleh Everaldo Sembiring.
Selain itu, kompetisi kali ini juga memberikan penghargaan khusus untuk kategori game buatan mahasiswa/ pelajar terbaik dengan tajuk The Best Student Game Developer yang dimenangkan oleh ‘ASC Web Dev’, komunitas pelajar dari Universitas Bina Nusantara. Jawara Game Indonesia juga memberikan kesempatan untuk publik dalam memilih game favorit mereka melalui situs resmi Jawara Game Indonesia, yang dimana hasilnya dapat dilihat di akun Facebook resmi HAGO.
Kompetisi ini telah dilaksanakan dari tanggal 20 November 2019 dan berakhir pada tanggal 15 Desember 2019. Berkolaborasi dengan pengembang game lokal, distributor, dan komunitas game kreatif, kompetisi ini bertujuan untuk menemukan dan menciptakan peluang untuk pengembang lokal yang diharapkan akan semakin memperkuat industri game serta ekonomi kreatif di Indonesia. Sebagai bentuk dedikasi dan komitmen terhadap industri game lokal, HAGO juga akan meluncurkan beberapa game oleh pengembang game asli Indonesia pada tahun depan.
Selain itu, Bapak Luat Sihombing selaku Kepala Subdirektorat KOMINFO berharap bahwa Jawara Game Indonesia dapat membuka pintu untuk lebih banyak kompetisi seperti ini. “Kami mendukung HAGO dalam hal ini karena acara ini sangatlah penting dan kami percaya bahwa ini merupakan hal apa yang dibutuhkan oleh para pengembang gim. Pengembang game Indonesia membutuhkan cara untuk bersinggungan langsung dengan konsumen. Dengan mengikuti acara ini, kualitas pengembang gim Indonesia akan menjadi lebih baik. Kami senang ada pihak yang memulai ini dan kami berharap kedepannya akan banyak kesempatan seperti ini untuk para pengembang gim,” tambah Bapak Luat Sihombing. Beliau berharap bahwa industri game kreatif dapat membantu meningkatkan ekonomi dan terlebih lagi kualitas hidup masyarakat Indonesia.
Bapak Hari Sungkari, Deputi Infrastruktur BAPAREKRAF menambahkan, “Kita ketahui sekarang bahwa market game Indonesia berada di nomor 16 dunia, dengan market size-nya pada tahun 2017 sebesar US$880 juta. Namun, peranan game developer Indonesia baru mencapai 5%. Inilah challenge kita bersama. Karena itu, Bekraf sangat berkomitmen untuk membantu game developer dan publisher lokal agar bisa menaikkan market share untuk game developer lokal menjadi 10%.”
Seiringan dengan industri game yang telah memikat banyak minat dari masyarakat Indonesia, Semuel Abrijani Pangerapan selaku Direktorat Jenderal Aplikasi Informasi KOMINFO sepenuhnya mendukung kompetisi semacam ini yang dapat membantu menggali talenta lokal yang tidak memiliki wadah untuk menunjukkan karya mereka. “Melalui acara ini, HAGO telah membantu untuk mengasah potensi kreator dan talenta lokal yang bergerak di bidang ekonomi kreatif. Seperti yang kita semua tahu, modal utama Indonesia adalah keberagaman yang memungkinkan kita untuk membuat produk, kreasi, dan inovasi terbaru. Melalui acara ini, kami berharap bahwa lebih banyak pengembang game lokal dapat menyalurkan bakat dan produk mereka melalui aplikasi HAGO. Sekali lagi, kami berterima kasih karena HAGO telah membuat acara yang sangat membangun,” ucap Bapak Semuel Abrijani Pangerapan.
Adam Ardisasmita selaku Wakil Presiden AGI menyebutkan bahwa “AGI sepenuhnya mendukung kompetisi pengembang gim oleh HAGO. Kegiatan seperti ini sangat berguna untuk melahirkan pengembang gim baru dan mengembangkan industri gim di Indonesia. Sekarang kami memiliki 35 studio gim atau penerbit sebagai anggota, semuanya memiliki potensi yang baik. Dan kami sangat menghargai serta mengakui bahwa HAGO memberikan kesempatan besar kepada talenta lokal untuk menunjukkan apa yang dapat mereka lakukan. Kami harap ini bukan yang terakhir!” Beliau lebih lanjut menjelaskan selama bahwa kompetisi semacam Jawara Game Indonesia dapat membantu menanamkan benih-benih pengembang game baru dan meningkatkan kualitas industri game di Indonesia agar dapat bersaing secara internasional.
Sebelum kompetisi Jawara Game Indonesia, tahun ini HAGO telah melakukan beberapa kolaborasi dengan berbagai perusahaan dan institusi, seperti AXIS untuk acara Lipstick Challenge, Miniso dalam rangka merayakan Idul Fitri, dan Angkasa Pura II untuk Airport Week Fest. Pada tahun 2020, HAGO berencana untuk berkolaborasi dengan berbagai perusahaan dan institusi untuk memberikan pengembang game Indonesia kesempatan membuat game secara kreatif dan meningkatkan kualitas hidup.(***)