BANYUWANGI, beritalima.com – Kasus sengketa lahan antara warga Desa Pakel Kecamatan Licin dengan perkebunan PT Bumi Sari yang beralamat di Desa Bayu Kecamatan Songgon tak kunjung berkahir selama ini situasi dan kondisi akibat seteru kedua belah pihak tersebut mengakibatkan dampak negatif berbagai aspek di masyarakat. Terutama tingkat perekonomian masyarakat di kedua kubu mulai melemah, karena selain psikis warga yang labil terpancing emosional aktivitas kerjapun berkurang dengan dugaan tindakan kriminal yang telah terjadi.
Selama ini diberitakan sejumlah media, kerugian baik secara materiil maupun non materiil mengangkat kehidupan warga Pakel saja. Namun sedikitpun tidak ada media massa yang mempublikasikan nasib warga Desa Bayu yang juga justru lebih terdampak akibat persoalan krusial di tengah tengah masyarakat tersebut.
Pandangan publik selama ini terkesan negatif terhadap warga Desa Bayu , karena menjadi bulan-bulanan pemberitaan yang di nilai memuat sepihak. Selama itu juga, warga tidak di mintai tanggapan apakah karena akibat persoalan yang ada itu juga terkena imbas negatif. Padahal fakta sebaliknya ribuan warga yang menjadi karyawan Kebun Bumi Sari ini merasa di rugikan, lantaran kasus dugaan penyerobotan lahan yang di lakukan pihak perkebunan.
Satunya mata pencarian warga Bayu kini berkurang,mereka banyak yang tidak bisa bekerja lagi. Hal tersebut di ungkap Hendik Kriwul salah seorang kordinator lapangan (korlap) pendamping buruh warga Kecamatan Songgon, banyaknya pengrusakan pohon yang di duga oleh warga Pakel menyebabkan para buruh karyawan kebun Bumi Sari merasa berkurang nafkahnya.
“Para buruh ini banyak yang tidak bisa lagi bekerja, karena tanaman produksi kebun banyak yang rusak. Selain para buruh, yang jelas dirugikan dalam hal ini adalah PT.Bumi Sari, kerugian mereka di tafsir enam Milayar-an.” Katanya.Jumat,(7/01/2022).
Yang memprihatinkan lebih dari itu, imbuh Hendik adalah kegiatan belajar mengajar (KBM) anak anak sekolah telah terganggu. Para murid itu tidak bisa melintas karena terhalang pepohonan yang roboh di tengah jalan.
“Anak -anak yang menjadi murid di SMP Desa Pakel sementara ini terisoler selain tidak melewati jalan yang banyak terkena robohan pohon, mereka takut kena dampak anarkis warga Pakel,” Ujarnya lagi.
Melihat kenyataan itu Hendik meminta kepada para penegak hukum untuk segera mengusut sampai tuntas kepada para pelaku dugaan pengrusakan. (bi)