Salam Lestari !
Konflik antara Manusia dengan Harimau salah siapa ?
Minggu 26 Mei 2019 sekitar pukul 19.00 WIB, Faisal Hendri (48 tahun) diterkam Harimau di Desa Pagaran Bira Jae . Kecamatan Sosopan Kabupaten Padang lawas.
Karyawan PPL Dinas Pertanian ini mendapat perawatan medis, di RSUD Sibuhuan, Kabupaten Padang lawas. korban dalam keadaan sadar.
Luka yang dialami Korban, robek pada bagian kepala belakang.
Luka robek pada bagian kepala samping kiri.
Luka Cakar pada bagian punggung.
Luka robek pada bagian dada sebelah kiri.
Dua hari sebelumnya, Jumat 24 Mei 2019, di tempat yang berbeda, tepatnya di Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Riau.
Lokasi ini berdekatan dengan dimana sebelumnya Harimau Bonita di evakuasi tahun lalu karena menerkam pekerja kebun Sawit hingga meninggal dunia.
Sebelum di evakuasi, Harimau Bonita tampak selalu berkeliaran di areal kebun Sawit hingga warga sekitar resah.
Korban kali ini adalah pekerja perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) bernama Amri ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Pria 32 tahun asal Sambas, Kalimantan Barat tersebut mengalami luka di bagian pundak, leher, dan mata kanan.
Kuat dugaan harimau menyergapnya ketika menebang pohon Akasia milik P.T RIA.
Harimau ini pernah terekam berkeliaran di perkebunan sawit karena habitatnya terancam.
Selama ini, Kabupaten Indragiri Hilir memang sering terjadi konflik manusia dengan Harimau.
Sejumlah satwa belang itu sudah ada yang di evakuasi dari lokasi konflik, sebut saja misalnya Bonita dan Atan Bintang.
Terkait keberadaan Harimau di desa tersebut, masyarakat ternyata sudah pernah melihatnya satu setengah bulan belakangan.
Ada juga beberapa kali perjumpaan di mana Harimau sering menjauh ketika melihat manusia.
Tidak mungkin semua Harimau dievakuasi dari habitatnya, tempat kejadian merupakan landscape atau wilayah jelajah Harimau.
Kawasan ini merupakan habitat satwa yang oleh warga setempat dipanggil Datuk Belang, yang membentang dari Suaka Margasatwa Kerumutan.
Dari kejadian ini, catatan saya, Harimau tidak memangsa korban, hanya menerkam hingga menimbulkan kematian.
Karena memang Harimau tidak akan memangsa manusia, kalau ada Harimau yang memangsa manusia, akan dimusuhi bahkan dibunuh oleh sesamanya Harimau yang lain.
Dari beberapa kali penampakan, diakui Harimau menjauh menghindari manusia.
Ini sifat asli Harimau, beda dengan Harimau Bonita yang telah di evakuasi.
Bonita seakan menantang dan siap mati, dan belakangan diketahui bahwa Bonita berkeliaran di kebun Sawit mencari ke dua anaknya.
Bonita nekad dan siap mati, karena ke dua anaknya, beberapa waktu sebelumnya ditangkap, dibunuh, dimasak dan dimakan.
Habitat Harimau sudah beralih fungsi menjadi kebun Sawit.
Harimau berkeliaran dan berkembang biak di Kebun Sawit di buru dan di bunuh, nasibnya sama dengan Orangutan yang dianggap hama.
Di Sunatera, Harimau, Gajah, Badak, Anoa, Orangutan termasuk satwa liar yang amat dilindungi, masuk kategori Appendix I, mereka beserta satwa liar lainnya terancam punah.
Perambahan hutan, pembukaan lahan untuk tambang dan kebun Sawit menggerus habitat mereka, belum lagi prmbangunan Tol Trans Sumatera yang telah memotong sedikitnya delapan jalur perlintasan Gajah.
Dari dua kejadian terakhir, ditempat yang berbeda, dalam waktu berdekatan, Harimau menerkam pekerja kebun.
Sebelumnya, ada dua ekir anak Harimau ditemukan terkena racun dan nyawanya tidak tertolong.
Saya bisa memastikan, induk Harimau ini balas dendam, dan korbannya Faisal Hendri (48 tahun) diterkam Harimau di Desa Pagaran Bira Jae . Kecamatan Sosopan Kabupaten Padang lawas.
Bagaimana dengan korban Amri yang meninggal dunia di Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Riau ?
Dari video yang beredar dan dari tayangan TV swasta yang berhasil merekam dari CCTV.
Dari peri laku dan corak garis lorengnya, Harimau yang terekam kamera ini sangat mirip dengan Bonita yang tahun lalu sempat terekam dan viral sebelum di evakuasi.
Nah lho !
Berarti, yang di evakuasi tahun lalu adalah Harimau lain, bukan Bonita ?
Berarti Bonita masih berkeliaran mencari anaknya dan menuntut balas dendam ?
Walaihualam !
Tapi, setelah melihat tayangan di TV One, saya berkeyakinan bahwa itu adalah Bonita yang pernah saya lihat di TV tahun lalu, saat terekam berkeliaran di kawasan kebun Sawit.
Berarti yang di evakuasi tahun lalu adalah Harimau lain bukan Bonita ?
Perlu meneliti lebih dalam untuk memastikan motif lorengnya, karena setiap Harimau punya bentuk motif loreng yang berbeda, tidak mungkin sama, seperti halnya sidik jari pada manusia dan Orangutan.
Yang penting sekarang, apa peran dan langkah kongkrit pemerintah dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), menyelesaikan konflik antara manusia dengan Harimau dan satwa liar lainnya ?
Besok (Minggu 20/10/2019) Jokowi dilantik menjadi presiden untuk periode kedua, semoga beliau sadar, kekeliruannya terbesar adalah menggabungkan Departemen Lingkungan Hidup dengan Departemen Kehutanan.
Kedua departemen ini harus dipisah kembali, dan menterinya harus akademisi, profesional yang membidangi, jangan politisi.
Kesalahan 5 tahun lalu sudah cukup mahal bagi dunia konservasi, jangan terulang untuk 5 tahun kedepan.
Kau Peduli, Aku Lestari !
Singky Soewadji
Pemerhati Satwa Liar