Konflik Internal Ancam NKRI

  • Whatsapp

Gala Dinner & Forum Disscusion yang diselenggarakan Forum Ormas, LSM dan Komunitas Laskar Merah Putih dibawah koordinator Hendra Mulyana SH bertempat di Hotel Horizon Bandung, Jum’at (19/05/2017) berjalan kondusif, edukatif, dan konstruktif.

Hadir sebagai narasumber, Ceu Popong anggota DPR RI, Agus Hanafi Abdi Negara mantan Kepala Kesbangpol Provinsi Jawa Barat, Edi Purnama Kasubdit Ekonomi Polda Jawa Barat dan Kejaksaan.

Saat tampil sebagai narasumber, Ceu Popong memaparkan tentang sejarah dan langkah mengisi kemerdekaan. Dia mengingatkan yang hadir jika kemerdekaan bukan hadiah tapi hasil perjuangan.

Menurutnya, semua yang hadir adalah pengisi kemerdekaan. Jadilah siapa kamu !? Anda seorang DPR, jadilah DPR yang semangat, jujur dan tidak korupsi ! Anda seorang apoteker jadilah apoteker yang menjual obat asli, bukan palsu ! Anda seorang guru, jadilah pendidik yang profesional !

Pada kesempatan itu Ceu Popong juga berbagi pengalaman saat anaknya terjerat narkoba. ” Berkat kedekatan secara emosional, anak saya bisa lepas dan kini menjadi pembina rehabilitasi korban narkoba “, ujar dia. Lebih lanjut sang politisi itu mengatakan jika narkoba menjadi salah satu cara merusak bangsa dengan target utamanya generasi muda.

Resep untuk mengisi kemerdekaan lanjut Ceu Popong yang harus dihadirkan dalam diri adalah karakter kerja keras jangan memble, kerja cerdas jangan bodoh, kerja ikhlas jangan ingin dipuji dan kerja tuntas jangan asal – asalan.

Sementara itu Edi Purnama Kasubdit Ekonomi Polda Jawa Barat mengungkapkan jika Indonesia dari Sabang sampai Merauke bak gadis cantik yang diidam -idamkan negara lain dan menjadi dasar target untuk menjajah ulang. Di masa depan, diperkirakan negara lain akan kekurangan air tapi Indonesia tidak. Saat ini tambah Edi Purnama, air lebih mahal daripada bensin.

Wawan Ridwan, perwakilan MUI Kota Bandung ketika tampil sebagai pembicara menyoroti pentingnya marhamah, keluarga sakinah, mawaddah warohmah dan memiliki aqidah mewujudkan NKRI yang aman, sejahtera, adil dan makmur.

Panitia, narasumber dan Ketua Ormas selanjutnya dipandu sang ulama membuat komitmen demi NKRI untuk meneguhkan kesatuan dalam Kebhinekaan.

Kondisi, ancaman dan solusi membangun negara hingga tahun 2045 disampaikan Agus Hanafi. Dia berpendapat jika kegalauan nasional menjadi ancaman runtuhnya negara.

Agus mencontohkan Majapahit, Sriwijaya dan kekuasaan lainnya yang hancur karena konflik internal. ” Diibaratkan, jika satu keluarga ricuh terus, maka tetangga akan melapor ke RT. Jika dalam NKRI konflik terus, yang akan terganggu adalah negara lain, hal ini berbahaya “, kata Agus.

” Secara geografis dan militer Indonesia sulit dijajah karena memiliki medan tempur laut, gunung serta udara yang sulit dikuasai bahkan Kopasus tentara terbaik ke 3 tingkat dunia menjadi benteng khusus penghalang penjajahan. Namun konflik internalah yang akan melemahkan kekuatan NKRI “, papar mantan orang nomor satu di Kesbangpol Provinsi Jawa Barat itu.

Lebih lanjut Agus menambahkan, karena konflik internal, maka dianggap perlu menghadirkan tentara perdamain dari PBB dan dibentuk Ibu Kota NKRI di negara lain, dengan alasan keamanan. Para Tentara PBB harus difasilitasi logistik dan biologis, karena mereka mengamankan negara konflik, tanpa membawa istri mereka. Disinilah negara mulai menjadi pelayan tentara asing dan awal menjadi negara boneka serta hilangnya kedaulatan bangsa.

Agus Hanafi mengingatkan, pentingnya menjaga keutuhan dan kesatuan NKRI. “Panglima TNI sempat mengajak 34 Gubernur untuk melihat letak geografis pulau Natuna yang diprediksi direbut negara lain karena Zona Ekonomi Khusus. Hati-hati dengan friksi, terlalu membanggakan atributis yang akan memicu konflik. Bendera ormas harus menyatu dalam kerangka bendera merah putih sehingga menumbuhkan kesadaran ketahanan nasional. Membangun sosial kemasyarakatan yang harmonis dan pemerintah fokus memandirikan, memberdayagunakan potensi masyarakat, ini menjadi dasar Indonesia unggul di tahun 2045 “, pungkasnya. (Pathuroni Alprian).

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *