KONI Jatim Gelar Swab Massal untuk Skuad Puslada New Normal

  • Whatsapp
M.Nabil

SURABAYA, beritalima.com | Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur menggelar swab tes massal terhadap atlet, pelatih, mekanik yang masuk dalam skuad ini Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda) Jatim yang dipersiapkan menghadapi PON XX 2021 di Papua.


Ketua Harian KONI Jatim, M. Nabil mengatakan, swab tes massal ini dilakukan untuk memproteksi para semua yang tergabung dalam Puslatda agar dapat menjalani Puslatda New Normal (PNN) dalam kondisi yang sehat dan aman dari ancaman virus corona atau Covid-19.
“Mereka harus melakukan tes swab, kalau negatif baru bisa masuk dan berlatih dengan protokol kesehatan yang sudah kita buat,” kata Nabil ketika ditemui di Gedung KONI Jatim, Surabaya, Rabu (16/9/2020) siang.
Apabila ada yang hasilnya positif, kata Nabil, maka akan langsung dilakukan isolasi sampai dinyatakan sembuh atau negatif sesuai ketentuan dari WHO dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.


“Tidak (dicoret), tapi nanti mereka kita isolasi sampai sembuh baru bisa ikut Puslatda. Itu konsep kita. Yang penting masuk harus betul-betul dalam keadaan aman,” sambung mantan Komisioner KPU Jatim tersebut.
Agar lebih aman, lanjut Nabil, KONI Jatim telah membuat protokol kesehatan yang ketat. Semua yang masuk dalam skuad Puslatda dilarang keluar masuk dari mess dan tempat latihah. Orang luar juga dilarang masuk dalam mess.
Selain itu, setiap hari harus melakukan pengecekan suhu tubuh, menggunakan masker yang diganti secara berkala, kemudian mencuci tangan, dan menggunakan peralatan sendiri-sendiri.
“Kalau ada yang harus pindah tempat dari mess ke tempat latihan maka akan disiapkan mobil,” terang Nabil.


Ia menjelaskan, PNN ini merupakan skema yang paling tepat di tengah kondisi pandemi saat ini. Program Training From Home (TFH) yang sebelumnya dilakukan dinilai sudah cukup lama dan kurang memberikan dampak positif yang besar.
Terlihat dari hasil tes kesehatan dan tes fisik yang dilakukan, terjadi peningkatan berat badan dan penurunan kondisi fisik.
“Berbeda dengan TFH karena tidak ada pertemuan langsung atlet dengan pelatih, kemudian atlet dengan atlet untuk sparing yang mematikan insting untuk mengalahkan lawan,” jelas politisi Partai Demokrat itu..
Nabil berharap dengan skema yang dibuat dan fasilitas yang diberikan secara lengkap ini dapat dimanfaatkan untuk membenahi segala kekurangan yang ada, dan tetap bisa memberi prestasi pada PON XX 2021 di Papua. (fin)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait