BANDA ACEH, Beritalima – Di tengah Era globalisasi, informasi dan teknologi, Banda Aceh sudah mendeklarasikan diri sebagai Islamic Smart City guna mengimplementasikan Syariat Islam dalam setiap sendi kehidupan. Konsep pembangunan ini belum pernah diusung oleh negara manapun di dunia, baik di dunia barat yang sudah maju maupun di negara-negara lainnya yang sebagian besar penduduknya adalah muslim.
Konsep Islamic Smart City memuat beberapa dimensi seperti smart economy, smart mobility, smart governance, smart living dan smart people. Semuanya selaras dengan apa yang diistilahkan dalam kajian ilmu Ushul Fiqh dan bersesuaian pula dengan apa yang diungkapkan oleh Imam Al-Ghazali terkait Mashlahah atau tujuan-tujuan syara’ yang harus dipelihara.
Demikian diungkapkan oleh Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal dalam amanatnya saat menjadi pembina apel upacara HUT Kota Banda Aceh yang ke-812 di Lapangan Blang Padang, Kamis (4/5/2017). “Adapun tujuan pensyariatan hukum Islam adalah untuk memelihara agama, jiwa, akal, keturunan dan harta,” ungkapnya di hadapan segenap Aparatur Sipil Negara di lingkungan Pemko Banda Aceh, para pelajar dan perwakilan elemen kota lainnya.
Menurutnya, jika semua konsep ini benar-benar bertumbuh-kembang dan menjadi nafas dalam setiap detak kehidupan Kota Banda Aceh, niscaya cita-cita menjadi Kota Madani sebagaimana yang pernah dipraktekkan pada era Nabi Muhammad SAW di Madinah dulu, tidak akan mustahil. “Konsep ini harus benar-benar dihayati dan kita wujudkan bersama, hasilnya dapat kita rasakan semua dan dapat dinikmati oleh generasi penerus kita, sehingga kelak Banda Aceh menjadi the future city.
Cita-cita ini harus disambut dengan segenap rasa kepatuhan, rasa cinta dan ketaatan akan perintah agama. Tidak terkecuali, semua elemen harus menerima, mendukung dan bersama-sama kita bekerja dalam membumikan syariat ini, sehingga mulai sekarang dan di masa yang akan datang, kita akan tetap bersama di dalam kemadanian.
Pada kesempatan itu, Illiza juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah secara luar biasa memberikan sumbangsih, mengerahkan tenaga dan pikirannya untuk menciptakan Kota Banda Aceh yang lebih baik. “Selaku pihak yang diberikan amanah oleh masyarakat Banda Aceh selama lebih kurang 10 tahun, sejak 2007 hingga pertegahan 2017 ini, kami merasa telah mencurahkan segala kemampuan untuk kemajuan kota kita tercinta ini.
Saya dan Almarhum Mawardy Nurdin, telah bercita-cita membangun Banda Aceh yang modern, bersendikan Islam dan mengembalikan kota ini menjadi pusat peradaban Islam. Pada akhirnya, meski tidak sesempurna yang diharapkan, saya bersyukur telah dapat melanjutkan tugas dan mimpi-mimpi dari Almarhum -Bapak Pembangunan Kota Banda Aceh- hingga akhir masa kepemimpinan kami.
Terima kasih juga saya sampaikan kepada Bapak Zainal Arifin selaku Wakil Wali Kota Banda Aceh yang telah turut membantu saya melanjutkan perjuangan dalam mewujudkan cita-cita dan harapan-harapan tersebut hingga akhir periode jabatan kami nantinya,” sambung Illiza.
Ia pun senantiasa berdoa agar Banda Aceh beserta seluruh masyarakatnya selalu dilindungi dan diberkahi oleh Allah SWT. “Kami meminta maaf yang sebesar-besarnya jika ternyata terdapat metode atau pendekatan kami dalam memimpin kota ini yang tanpa sengaja telah menyakiti atau melukai siapapun. Sungguh kami tidak bermaksud berbuat demikian.
Kepada seluruh masyarakat Kota Banda Aceh yang tercinta, kami berharap semoga telah memenuhi ekspektasi dan kebutuhan dalam memberikan pelayanan. Semoga pula kita benar-benar dapat menikmati segala berkah di usia Kota Banda Aceh yang ke-812 tahun ini,”(Aa79)