SURABAYA, beritalima.com | Full Senyum, Penyuluhan Manasik Haji Angkatan III di Madura berlangsung dengan gayeng di Hotel Rose, Bangkalan. Acara ini disebabkan hadirnya KH. Hasani bin Zubair, M.KP., anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi Partai Demokrat. Memiliki komitmen mewujudkan Haji Ramah Lansia dan Berkeadilan, kegiatan yang digelar oleh Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur (Kemenag Jatim) dibawah kepemimpinan Husnul Maram tersebut berlangsung tepat pada Sabtu, 19 Agustus 2023. Sedangkan dari Kemenag Jatim adalah Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Prov. Jawa Timur Dr. Abd. Haris Hasan, M.Pd.I., MHI.
Kerap dipanggil Ra Hasani, da’i kondang asal pulau garam tersebut menjelaskan menyampaikan pentingnya calon jamaah mengikuti manasik haji secara utuh.
“Dalam pelaksanaan haji, kita memang harus mengikuti ketentuan sesuai yang diajarkan dalam manasik haji. Jangan meremehkan sesuatu hal hanya karena merasa tahu tanpa harus mempelajari. Pemahaman segala informasi yang bisa dihadapi jamaah, harusnya disampaikan secara detail oleh travel maupun keluarga sehingga para jamaah, terutama lansia, bisa mengantisipasi segala bentuk kejadian yang tidak diinginkan.”
“Kelompok lansia memang membutuhkan pendamping, terutama dari pihak keluarga. Namun itu memang harus melalui mekanisme dan regulasi. Problem jamaah lansia memang wajar, disebabkan banyak dari jamaah lansia yang kurang memahami pengalaman teknologi. Contoh cara menggunakan eskalator, tidak sedikit jamaah yang jatuh dan terluka saat menaiki eskalator.”
Inspiratif, Ra Hasani pun menyampaikan pentingnya pendampingan bagi jamaah difabel, bukan hanya lansia.
“Dalam hal pelaksanaan haji, tentu seharusnya regulasi tidak hanya menyediakan pendampingan bagi lansia, tapi juga bagi difabel. Dulu kami di Komisi VIII memiliki mekanisme penggabungan mahram, jadi perempuan dengan perempuan. Tujuannya memudahkan, contohnya terhadap jamaah yang mengalami difabel.”
Menarik, Ra Hasani yang memiliki skill komunikasi tinggi, mampu membuat suasana gayeng dan peserta pun terlihat sangat antusias. Di tengah pemaparannya, Ra Hasani pun mengingatkan agar masyarakat mengikuti media sosial milik Komisi VIII DPR RI.
“Ikutin medsos Komisi VIII DPR RI, disitu merupakan ruang aspirasi yang bisa disampaikan semua calon jamaah untuk perbaikan pelayanan haji. Terkait evaluasi musim haji 2023, kami juga jelaskan dalam medsos. Diantaranya terkait teknis penjemputan jamaah selama di Musdalifah dan konsumsi untuk jamah. Hal ini memang harus diakui, bahwa kondisi di tanah suci memiliki banyak perbedaan dengan tanah air. Bukan hanya regulasi kerajaan, juga karakter panitia dari pihak Arab Saudi.”
Sedangkan dari Kanwil Kemenag Jatim, Abd. Haris menyampaikan bahwa sistem antri adalah bentuk komitmen prinsip haji berkeadilan. “Persoalan antri berangkat haji, memang sistem terbaik untuk mewujudkan keadilan, bukan mempersulit.”
Doktor UIN SATU Tulungagung yang sekaligus membuka acara penyuluhan manasik haji tersebut, juga menekankan pentingnya manasik haji.
“Manasik haji sangat penting diikuti oleh calon jamaah dengan baik, karena ini bentuk ikhtiar menambah pengetahuan kepada para jamaah haji. Istilahnya, ‘first come first service’. siapa yang lebih awal mendaftar, maka lebih berhak untuk segera mendapatkan pelayanan berhaji.”
Sedangkan terkait tujuan acara penyuluhan manasik haji, dijelaskannya bahwa acara tersebut sekaligus untuk menggali aspirasi masyarakat calon jamaah haji.
“Kegiatan penyuluhan ini sekaligus bertujuan menambah masukan dan informasi yang manfaat untuk perbaikan regulasi ke depan. Diantaranya bahan informasi dan usulan yang bisa kami sampaikan saat Evaluasi Penyelenggaraan Haji Secara Nasional pada tanggal 24 sampai dengan 27 Agustus 2023 oleh Kemenag Pusat.”
Di akhir acara, Abdul Haris pun menekankan ketertiban selama pelaksanaan haji.
“Tertib itu penting. Contoh dalam hal makanan, jika dari kami (Kemenag) menyediakan bubur untuk lansia, maka jamaah non lansia mohon tidak mengambil yang bukan jatahnya. Kemudian terkait lain-lain, seperti tenda di muzdalifah. Bahwa itu diperuntukkan untuk jamaah reguler, maka jamaah non reguler mohon tidak mengambil hak jamaah reguler. Ini semua penting sebagai bentuk antisipasi segala masalah di lapangan,” pungkasnya.
Selain kedua narasumber tersebut, juga hadir Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Bangkalan, H. Akhmad Sururi, M.Pd., yang menyampaikan kisah penuh hikmah saat mendampingi jamaah haji.
“Tidak sedikit jamaah haji yang usianya lanjut usia, sehingga perlu kita beri dampingan yang memudahkan. Contohnya dalam berdoa, kita beri petunjuk doa yang cepat untuk mereka hafalkan.”
Acara tersebut juga dihadiri jajaran Ketua tim pada bidang PHU H. Ahmad Alauddin, Hj. Fentin Istifaiyah, H. Eliyana, MH. dan Edi Susilo, Ketua Tim Bina Umrah dan Haji Khusus. Sedangkan sebagai moderator adalah Sekretaris MUI Jatim, Lia istifhama.