Konsultasikan Rencana Awal RKPD Tahun 2023, Pemkab Trenggalek Ajak Publik Berdiskusi

  • Whatsapp

TRENGGALEK, beritalima.com –

Konsultasikan perencanaan awal RKPD (Rencana Kerja Pemeritah Daerah), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek ajak publik untuk berdiskusi Selasa (25/1/2022). Dikemas secara hybrid (daring dan luring), Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menggalang masukan seluruh warga masyarakat atas rencana kerja tahun 2023 yang tengah disusun olehnya bersama jajaran.

Mengusung tema Transformasi Ekonomi dan Pengentasan Kemiskinan Ekstrem, Kolaboratif serta Infrastruktur Berwawasan Lingkungan, diharapkan seluruh rencana kerja dapat mendukung indikator kerja utama. Diantaranya mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang produktif, inklusif dan kreatif; meningkatkan percepatan penanggulangan
kemiskinan dan perlindungan sosial.

Kemudian mewujudkan Trenggalek sebagai kota pariwisata berbasis kolaborasi dan berkelanjutan; meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan penguatan pemerintahan desa; meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik berbasis Big Data.

Selain itu juga mewujudkan pembangunan manusia yang berkualitas melalui peningkatan aksesibilitas dan kualitas pendidikan dan kesehatan; Meningkatkan kesetaraan gender dalam pembangunan dan meningkatkan kualitas Infrastruktur dan lingkungan
hidup.

Untuk mendukung hal ini Pemkab Trenggalek membagi rencana kerja ini kedalam roket-roket yang ada yang merupakan padanan kata dari (Rencana Kerja Terukur). Roket ekonomi dengan menyusun Big Data dan Standarisasi UMKM, kemudian Agro perikanan diantaranay melakukan smart farming terus juga lelang online TPI dan masih banyak yang lainnya.

Masih di sektor ekonomi Pemkab Trenggalek memberikan karpet merah masuknya investasi melalui lelang investasi. Kemudian juga di sektor wirauasaha dengan memberikan sekolah bisnis dan mendorong 5.000 wirausaha perempuan baru di daerahnya.

Belum lagi keperantaraan pasar upaya kolaborasi antara Pemkab Trenggalek dengan KOMPAK yang mendekatkan akses komoditas dengan pasarnya. Tidak hanya itu, para petani jahe di Kecamatan Pule juga diberikan ilmu menanam jahe hingga mengolah jahe yang baik sehingga sesuai standarisasi pasar. Keperantaraan pasar ini coba diadopsi oleh Pemerintah Provinsi Jatim, untuk bisa di terapkan didaerah lain di Jawa Timur.

Beberapa roket lainnya, diantaranya Roket pariwisata dengan mengoptimalkan destinasi unggulan melalui lelang investasi pariwisata. Kemudian 100 desa wisata, promotion branding dan yang lannya. Selebihnya Roket Desa, Roket SDM Kreatif dan yang terakhir roket infrastruktur diantaranya pelayanan infrastruktur dasar yang meliputi pendidikan, kesehatan dan persampahan (sanitasi dan air).

Arah kebijakan tahun 2023, bertumpu pada peningkatan kualitas sumber daya manusia kolaboratif yang didukung dengan tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik yang inovatif dalam upaya mewujudkan Infrastruktur tangguh dan kemandirian
Ekonomi. Artinya cita citanya masih Meroket, memakmurkan ekonomi rakyat, orangnya kreatif dan ekosistemnya terjaga (prosperity, people and planet).

Bupati Trenggalek usai konsultasi publik ini menyampaikan, “hari ini kita melaksanakan forum konsultasi publik, persiapan melakanakan Musrenbang Kabupaten,” ungkapnya.

Kita tema-nya, sambung kepala daerah yang akrab disapa Gus Ipin itu “transformasi ekonomi dan pengentasan kemiskinan ekstrem. Karena Pak Presiden Jokowi ingin kemiskinan ekstrem tahun 2024 bisa 0%,” terangnya.

Di Jawa Timur sendiri setelah 5 tahun lalu ada percontohan, tahun ini ada 25 kabupaten percontohan untuk pengentasan kemiskinan ekstrem prioritas di Jawa Timur. Kita belum tahu Trenggalek masuk apa tidak. Namun yang pasti setidaknya kita ingin bisa mempercepat penurunan kemiskinan di Kabupaten Trenggalek. Konsepnya tadi yang kita usulkan tentang keperantaraan pasar.

Banyak masukan terkait dengan bagimana sektor industri kreatif. Kita mulai dari sisi bagaimana Hari Jum’at bagaimana kita menggunakan produk lokal, kreatif fashion dan sebagainya yang bisa terpakai.

Selain itu sekarang daerah-daerah bisa punya semacam LKPP daerah atau lembaga pengadaan barang di daerah. Sehingga nanti kita punya e-Katalog sendiri. Semua produk-produk UMKM dan industri kreatif kita pasang di katalog, sehingga bila dinas dinas mau beli tinggal ngeklik-ngeklik saja. Dengan begitu produk produk lokal itu bisa terbeli.

Termasuk pengembangan desa wisata, banyak ekonomi kreatif yang bergerak didalamnya. “Contoh tadi masyarakat menangkap bagaimana teman-teman PHRI kita harap bisa ada bundling yang mengkoneksikan destinasi, tempat makan kemudiam perhotelan. Kita bisa salingvmemberikan diskon dan promo, sehingga nanti habis datang ke tempat ini bisa main ke tempat lain dan mendapatkan promo,” jelasnya lebih lanjut.

Dengan begitu semua tempat depat kedatangan membentuk ekosistem. Orang ke Trenggalek, nginap dan main dan makannya juga di Trenggalek. “Kira kira harapannya seperti itu,” pungkas pria yang getol perjuangkan inklusifitas di daerahnya itu. (her)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait