Kopertis Wilayah IX Sulawesi menghadirkan 245 pimpinan PTS se-Sulawesi, guna menghadiri sosialisasi eraturan Kemenristekdikti RI di aula Kopertis IX, Ridwan Saleh Mattayang, Rabu (1/2/2017).
Sosialisasi ini dibuka oleh Kordinator Kopertis Wilayah IX Sulawesi, Prof Dr Ir Andi Niartiningsih, MP, dihadiri para kepala bidang dan sub bagian di jajaran Kopertis IX Sulawesi.
Prof Andi Niartingsih dalam sambutannya menegaskan, adanya sosialisasi penjaminan mutu pendidikan tinggi, maka unit Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di setiap PTS yang belum aktif agar terus diaktifkan.
Sedangkan yang sudah aktif, setiap saat melakukan penguatan sehingga budaya mutu di setiap perguruan tinggi dapat tercapai, tegas Guru Besar Ilmu Perikanan Unhas ini.
Penanggungjawan kegiatan, Kepala Bidang Kelembagaan dan Sistem Informasi Kopertis Wilayah IX Sulawesi, Drs. Andi Lukman, M.Si kepada media menambahkan, tampil selaku nara sumber pada acara itu adalah, Prof Dr Johannes Gunawan serta Dr. Bernadette, keduanya dari Kemenristekdikti, dengan moderator, Drs Muh Ramli, M.Si.
Permenristekdikti No.100/2016 yang disosialisasikan tentang, Pendirian, Perubahan dan Pembubaran PTN serta Pedirian, Perubahan dan Pencabutan Izin PTS.
Selain itu sebelumnya ada sosialisasi Permenristekdikti No.62/2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi.
Peserta sosialisasi termasuk cukup banyak, mereka yang datang adalah para rektor, ketua dan direktur kampus PTS dari enam provinsi se-Sulawesi. Ruang sosialisasi malah tidak mampu menampung peserta yang datang.
Wakil Rektor II Universitas Gorontalo, Dr. Dikson Yunus, MPA, peserta sosialisasi menilai kegiatan dilakanakan Kopertis termasuk sangat berarti, informasi terbaru tentang pendirian dan pencabutan izin pendidikan tinggi sangat berguna bagi pengelola kampus, tandas doktor administrasi publik PPs-UNM ini.
Hal sama juga ditegaskan, Ketua STIKES IST Buton, H. LaOde Ruslan, SE, MM, menilai sosialisasi ini, memberikan informasi terbaru soal pendirian, prodi dan arti penting kehadiran SPMI di kampus yang seharusnya menjadi sebuah kebutuhan bagi semua kampus untuk menjadikan kampus memiliki daya saing dan budaya mutu yang menjadi skala pencapaian bagi pengelola kampus, tandas Ruslan. (yahya).
