Kopi Tembelang Perpaduan Citarasa Pahit Coklat Beraroma Greentea

  • Whatsapp

WONOSOBO, beritalima.com | Wonosobo selain memiliki banyak tempat wisata juga memiliki penghasil kopi dengan citarasa yang berbeda – beda, salah satunya penghasil kopi di wilayah desa Perboto kecamatan Kalikajar.

Ketua kelompok tani kopi Maju Mukti dusun Tembelang desa Perboto kecamatan Kalikajar Ahmad Ansori memaparkan ada beberapa jenis tanaman kopi yang ada di wilayah dusun Tembelang, salah satunya jenis robusta BP 509, 304 dan tugusari.

Bacaan Lainnya

“Ada 2 jenis biji kopi robusta, yaitu biji kecil sepeninggalan jaman belanda yang biasa disebut kopi Jawa yang beroma lebih pekat dan tebal dan biji besar jenis kopi robusta Lampung.” Jelasnya.

Kopi robusta hasil pertanian di wilayah dusun Tembelang pada tahun 2016 pernah muncul kopi beraroma durian waktu itu baru satu – satunya yang ada di Wonosobo.

Di Wonosobo banyak kopi yang memiliki khas rasa yang berbeda – beda, seperti kopi Tembelang ini memiliki khas rasa pahit coklat dengan aroma gula jawa, ada juga rasa kopi manis madu dan greentea.” Tuturnya.

Ketua kelompok tani menambahkan bahwa Kopi Tembelang beberapa kali mengikuti festival di kabupaten Wonosobo dan pernah mengikuti event kopi di Jogjakarta, Solo, Semarang, Jember Jatim dan Aceh pernah mendapat peringkat ke 2 tingkat Nasional pada tahun 2016 di Bali.

Lebih lanjut disampaikan, dengan seringnya kelompok tani kopi mengikuti pelatihan yang difasilitasi oleh Dinas Pertanian Wonosobo dan dari Propinsi, mereka bisa mengelola, memproduksi kopi dengan baik dan benar, dari pemetikan hingga memproses sesuai prosedur sehingga membuahkan hasil rasa kopinyang lebih enak.

“Alhamdulillah hasil panen kopi dari tahun sebelumnya ada perkembangan mulai dari perawatan, pemupupukan menggunakan pupuk organik/pupuk kandang, hasil pemetikan kopi merah sangat meningkat hingga tahun ini.” Terangnya pada Sabtu (13/7)

Kelompok tani Maju Mukti juga menfasilitasi para petani dalam memetik biji kopi merah dan menampung hasil panenya.

“Kami berharap kepada para petani dalam memproduksi kopi di ladang bisa ditingkatkan lagi, meskipun harga pasar belum stabil seperti harga kopi basah Rp. 5000/kg, sedangkan kopi kering sekitar Rp. 35.000 – 40.000/kg.” Pungkas Ansori. (Budi)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *