Timika, beritalima.com. Koordinator Divisi Hukum Komisi Pemilihan Umum (KPU ) Mimika, Hironimus Kia Ruma menjelaskan, KPU Kabupaten Mimika hari ini melakukan monitoring pelaksanaan Coklik di enam distrik diwilayah kota, mulai dari Distrik Mimika Timur Jauh, hingga Kuala Kencana, kini hasil pencoklikan dienam distrik tersebut baru berada di angka 30 persen.
“Sebelum kami monitoring, kita bagi enam tim, tidak hanya kami komisioner saja yang turun ke lapangan, tetapi juga dengan staf,“ ujar Hiro saat berada di kantor Kelurahan Perintis, Kamis (4/07).
Monitoring dilakukan selama dua hari, dengan berharapan setelah dilakukan monitoring, KPU bisa mengetahui kendala apa saja yang terjadi dilapangan.
“Setelah kami turun, sejak pagi, kami baru mengetahui bahwa masih banyak masyarakat yang menolak untuk dicoklik, hal itu sangat disayangkan,” ucapnya.
Padahal, keuntungan dari coklik ini agar hak pilih mereka tidak hilang, bahkan durasi yang dibutuhkan pantarlih untuk pencoklikkan hanya kurang lebih 10 menit.
Selain itu, kendala lainya ialah sistem jaringan yang sangat lalot, pasalnya seluruh indonesia menggunakan jaringan yang sama, sehingga ada data warga yang sudah dicoklik tetapi belum masuk didalam sistem.
Sama hal yang disampaikan oleh Koordiv Teknis KPU Fransiskus Xaverius Ama Bebe Bahy bahwa yang dialami pantarlih diwilayah Distrik Kuala Kencana pun sama, warga masih ada yang menolak pencoklikan, namun pihaknya terus mencoba melakukan pendekatan secara persuasif.
“Saya sudah sampaikan, jika ada kendala, maka Pantarlih coba komunikasi dengan PPS, sehingga persoalan tersebut dapat kita cari solusi bersama-sama intinya kami berharap masyarakat bisa memberikan ruang bagi Pantarlih,” jelasnya.
Sejauh ini, sejak pencoklikan, presentasi baru 30 persen warga di Kuala Kencana yang telah dicoklik, begitu juga di Distrik Iwaka yang sudah 40 persen, namun secara keseluruhan untuk enam distrik terhitung sudah 30 persen, karena 12 distrik diwilayah pedalaman dan pesisir belum melakukan pencoklikan, selain itu masih banyak data yang sudah tercoklik namun belum masuk didalam sistem.
“Sehingga secara keseluruhan khusus distrik dalam kota pencoklikan baru berjalan 30 persen,” pungkasnya.
(Timika/lasatya)