JAKARTA, Beritalima.com– Komisi VIII DPR RI yang membidangi agama dan sosial dipimpin Ace Hasan Syadzaly dari Fraksi Partai Golkar melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) ke Arab Saudi pekan lalu. Kunjuangan dimaksudkan untuk memastikan pelayanan terbaik bagi jemaah Haji Indonesia di tahun ini.
Ace yang juga Wakil Ketua Komisi VIII DPR mengatakan, setidaknya ada empat komponen yang dipastikan pelayanannya haji mendatang semakin baik. Pertama, soal pemondokan atau akomodasi. Terkait masalah ini, Ace mengatakan, pihaknya telah meninjau beberapa wilayah di Makkah yang nantinya digunakan untuk pemondokan jemaah Haji tahun ini.
Wakil rakyat dari Dapil Provinsi Banten tersebut menekankan agar setiap pemondokan yang digunakan harus standar bintang tiga. Di samping itu, di setiap hotel harus tersedia air minum, tempat mencuci dan ruang kesehatan untuk setiap kloter.
Selain itu, pihaknya juga memastikan agar setiap kamar kapasitasnya tidak terlalu banyak agar jemaah merasa nyaman. “Kami masih saja menemukan adanya kamar yang seharusnya kapasitas empat orang, tetapi dalam perhitungan tashrih lima orang. Harus diperhatikan tempat penyimpanan koper dan kapasitas toiletnya jika jumlahnya sangat banyak,” kata Ace.
Untuk proyeksi, Ace menjelaskan, akomodasi jemaah di tanah suci 173 hotel yang tersebar di Jarwal, Misfalah, Rei Bakhs, Mahbas Jin, Aziziyah, Raudloh dan Syisyah. Di Madinah, akomodasi jemaah Indonesia harus di kawasan markaziyah. “Detail semua komponen itu, kami harus pastikan setelah ditetapkan BPIH tahun 2020 karena menyesuaikan dengan kebutuhan di lapangan,” kata dia.
Ace menjelaskan, DPR RI mengusulkan untuk menambah makanan untuk jemaah Haji tahun ini menjadi 50 kali, terutama menjelang wukuf di Arafah karena di tahun-tahun sebelumnya di saat menjelang Haji, tidak disediakan karena alasan padatnya menjelang puncak Haji.
Menurut Ace, ketersediaan makanan ini penting karena jemaah Haji membutuhkan stamina saat menjalankan puncak Haji. Jika jemaah membeli makanan di luar, belum tentu tersedia di sekitaran jemaah tinggal.
“Jemaah juga dilarang pihak hotel atau penginapan memasak. Kami juga meminta agar ketersediaan makanan ini cita rasa Indonesia dengan menu yang beragam. Kami minta pengawasan yang higienis dan kualitas gizinya diperhatikan,” jelas dia.
Tidak hanya itu, laki-laki kelahiran Pandeglang, Banten, 19 September 1976 tersebut juga mengingatkan kepada Kementerian Agama agar menggunakan produk-produk Indonesia dalam bahan makanan buat jemaah haji Indonesia. Misalnya, beras, ikan, sayur-sayuran, daging, bumbu dan lain-lain berasal dari Indonesia. Hal ini menurutnya dapat mendorong perekonomian Indonesia.
Rombongan Komisi VII ke Saudi Arabia juga meminta agar kualitas transportasi bus shalawat ditingkatkan. Bus sholawat ini nantinya bakal membawa jemaah Haji Indonesia dari hotel ke Masjid Al-Haram. Karena itu, pihaknya meminta agar kualitas bus dan frekuensi bus ditingkatkan.
Rombongan juga menyoroti soal pelayanan di Arafah, Mudzdalidah dan Mina. Dalam hal ini, pihaknya meminta agar kualitas tenda dan AC di ketiga tempat itu ditingkatkan. Ke depan, DPR RI bakal melakukan pengawasan kembali terkait hal-hal yang merekatekankan dalam persiapan Haji 2020 ini.
Ditegaskan, mereka akan terus memastikan agar standar-standar dasar pelayanan kepada jemaah Haji terus ditingkatkan. Kalau pun tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, kata dia, tentu akan mereka evaluasi.
Namun, Ace belum bisa menjelaskan secara rinci soal kontrak terkait berbagai persiapan Haji di tanah suci.
Menurut Ace, hal itu merupakan kewenangan Kemenag RI dengan pihak Arab Saudi. Dalam hal ini, Komisi VIII DPR telah menyampaikan aspek standar-standar dan indikator pelayanan yang terbaik untuk jemaah.
“Kami akan segera memutuskan BPIH tahun 2020 lebih cepat. Insya Allah akhir bulan Januari 2020. Sehingga, pihak Kementerian Agama segera untuk bekerja menyediakan akomodasi, katering dan transportasinya setelah kami putuskan BPIH secara resmi,” demikian Ace Hasan Syadzily. (akhir)