La Nyalla Terima Audiensi Sandy Tumiwa dan Cak Efendi di Kadin Jatim

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com – Sandy Tumewa bersama Moch. Efendi Audiensi dengan La Nyalla (5/10) di kantor Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Jawa Timur, adapun dalam audiensi Sandy menyampaikan keinginannya untuk mempromosikannya budaya dan pariwisata di Jawa timur dengan membuat film. Dan gayung bersambut La Nyalla mengarahkan ke Syahlan Husain yang membidangi tentang budaya dan pariwisata di KADIN Jatim.

“Di KADIN Jatim ada yang membidangi terkait budaya dan pariwisata termasuk perfilman, nantinya bisa bersinergi,” ungkap Syahlan Husain saat menerima Sandy Tumiwa di Kadin Jatim, Jumat 05/10.

Sementara itu, La Nyalla Ketua Kadin Jatim juga mengkritisi terkait kasus Ratna Sarumpet, menurutnya ada pelajaran penting yang bisa diambil dari mencuatnya kasus pengakuan Ratna Sarumpaet yang dimuat sejumlah media Rabu (3/10/2018) petang.

Diberitakan, Ratna mengakui telah berbohong dengan menyatakan menjadi korban pemukulan oleh sekelompok orang tak dikenal. Padahal nyatanya tidak.

“Ada tiga pelajaran penting dari kasus ini. Pertama, bagi kita semua anak bangsa. Kedua, bagi media massa mainstream dan ketiga, bagi tim Prabowo-Sandi,” kata ketua MPW Pemuda Pancasila Jawa Timur.

“Pertama, kita sebagai anak bangsa harus memilih dan memilah informasi yang kita terima. Apalagi kita sebagai umat muslim sudah punya panduan di Alquran dan hadist. Sehingga kita tidak ikut larut sebagai penyebar hoax dan fitnah,” sambungnya.

Dikatakan La Nyalla, Alquran dalam surat Al Hujarat ayat 6 sudah jelas menyatakan, ‘Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.’

Bahkan lanjutnya, dalam hadist, nabi mengatakan, apabila kita masih ragu atau kita timbang tidak ada manfaatnya, lebih baik kita tidak menyebarkan.

“Ada beberapa hadist nabi tentang perkara ini. Dan semestinya kita sebagai umat Islam mengamalkan. Karena ini pelajaran yang sudah diajarkan 14 abad silam,” tukasnya.

Sementara terhadap media mainstream, La Nyalla yang juga tercatat sebagai anggota dewan penasehat PWI Jatim meminta agar media mainstream melakukan re-check ke sumber utama. Bukan menjadikan apa yang diupload di medsos sebagai content berita. Karena masyarakat cenderung percaya kepada apa yang ditulis media mainstream.

“Ini tren yang kurang bagus, apabila media mainstream memberitakan isi medsos, tanpa melakukan re-check ke sumber utama content di medsos tersebut,” urainya.

Lalu terhadap tim Prabowo-Sandi, secara singkat La Nyalla hanya mengatakan Prabowo dan timnya harus melakukan koreksi diri.

“Ya harus koreksilah, ini belum jadi presiden sudah menelan informasi palsu. Bagaimana nanti kalau jadi presiden? Apa mau membuat kebijakan atas dasar informasi yang keliru? Kan fatal,” tandas La Nyalla yang juga calon anggota DPD RI daerah pemilihan Jawa Timur itu. (Red)
beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *