SURABAYA, Beritalima.com| Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi melantik pengurus Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Surabaya periode 2021-2025 di Balai Kota Surabaya, Senin (25/4/2022). Dengan adanya pelantikan ini, Wali Kota Eri ingin mengembalikan marwah Surabaya sebagai Kota Santri.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Eri mengatakan bahwa sebenarnya LPTQ itu pernah dilantik pada tahun 2010, dan tilawatil Qur’an ini berhubungan dengan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ). Namun, beberapa tahun terakhir ini LPTQ ini tidak aktif, sehingga ketika ada MTQ, Surabaya hanya mengirimkan apa adanya.
“Dengan adanya pelantikan pengurus LPTQ ini, saya berharap teman-teman pengurus bisa menyiapkan, siapa saja qori’ yang diberangkatkan ke MTQ, sehingga lebih siap. Surabaya ini pernah menjadi juara umum, maka targetnya hari ini adalah bagaimana Surabaya bisa mengembalikan lagi sebagai juara umum,” tegasnya.
Menurutnya, agenda terdekat yang harus digarap oleh pengurus LPTQ adalah kompetisi dalam rangka menyambut Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) pada bulan Mei 2022. Sebab, di HJKS itu Wali Kota Eri mengaku ingin menggelar lomba MTQ Piala Wali Kota Surabaya.
Rencananya, sebelum Piala Wali Kota Surabaya itu, akan ada kompetisi di tingkat kelurahan, dan yang menang naik ke tingkat kecamatan, lalu ke tingkat kota. Nantinya, qori’ yang juara atau yang terbaik akan dikumpulkan untuk mendapatkan pembinaan dalam rangka mempersiapkan MTQ tahun 2023.
“Bahkan, nanti yang menang di tingkat kota juga bisa tampil di Istighosah Akbar yang insyallah akan saya gelar menyambut Hari Jadi Kota Surabaya,” katanya.
Meski begitu, Wali Kota Eri juga menegaskan bahwa bukan hanya juara umum MTQ saja yang dikejar. Lebih daripada itu, Wali Kota Eri ingin dengan adanya LPTQ ini, maka tilawatil Qur’an di Kota Surabaya bisa semakin menggema. Bahkan, ia juga ingin menunjukkan bahwa sebenarnya Surabaya adalah kota santri. Di kota inilah NU berdiri dan di kota ini pula resolusi jihad digemakan, sehingga bisa melawan para penjajah kala itu.
“Kota Surabaya ini adalah Kota Pahlawan dan Kota Santri. Itulah tujuan akhir kita menggerakkan ahlussunnah wal jamaah, karena saya ingin betul membangun Kota Surabaya ini dengan ahlussunnah wal jamaah, dengan toleransi yang sangat tinggi, dan dengan semua golongan agama. Jadi, saya ingin mengembalikan marwahnya Surabaya sebagai Kota Santri, salah satunya dengan menjalankan ahlussunnah wal jamaah,” tegasnya.
Menurutnya, pemerintahan dengan menjalankan ahlussunnah wal jamaah dan toleransi yang sangat tinggi, maka akan saling menghormati semua agama yang ada di Kota Surabaya. Bahkan, ia menegaskan bahwa ingin memimpin Kota Surabaya ini dengan aqidah agama masing-masing warga.
“Karena saya yakin ketika warga Kota Surabaya dan seluruh pejabat di lingkungan Pemkot Surabaya menjalankan tugasnya dengan mengedepankan aqidah agamanya, pasti Surabaya akan kota yang baldatun warobbun ghafur, kota yang aman dan makmur,” pungkasnya. (*)