JAKARTA, Beritalima.com– Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengapresiasi langkah Pemerintah memberikan bantuan buat pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Bantuan itu diharapkan tepat sasaran sehingga bisa membangkitkan kembali UMKM.
Tahun ini Bantuan Produktif UMKM (BPUM) Rp 15,3 triliun dan dibagikan kepada 12,8 juta pelaku usaha mikro dan kecil.
UMKM disebut sebagai sektor bisnis yang mampu bertahan di masa pandemi.
“Namun, adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) membuat mereka menjerit juga. Itu tak bisa dipungkiri. Artinya, mereka juga tergolong masyarakat terdampak,” kata LaNyalla saat menyerap aspirasi masyarakat di Ngawi, Jawa Timur, Minggu (1/8).
LaNyalla berharap, bantuan yang diberikan bisa diterima pelaku UMKM secara utuh sehingga dapat digunakan untuk modal atau pengembangan usaha. Tahun ini, bantuan produktif yang akan diterima Rp 1,2 juta. Tahun lalu bantuan yang juga disebut BLT UMKM itu Rp 2,4 juta per penerima.
“Meski bantuan hanya separuh dari tahun lalu, tetapi patut disyukuri. Semoga meningkatkan kembali semangat dalam berusaha. Karena setiap sumbangsih para pelaku usaha mikro dan kecil sangat berguna bagi berputarnya roda ekonomi bangsa Indonesia,” jelas dia.
Ditambahkan, pelaku UMKM yang umumnya pedagang kecil diharapkan tetap patuh protokol kesehatan dalam menjalankan usaha. Pedagang pun diharapkan lebih menitikberatkan pada penjualan online melalui grup perpesanan atau media sosial.
“Saya imbau pelaku UMKM yang belum divaksin, segera mengikuti program vaksinasi,” tutur dia.
Menurut LaNyalla, UMKM menjadi sektor yang banyak menyerap tenaga kerja dan berkontribusi besar dalam Produk Domestik Bruto (PDB).
Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), UMKM menyerap 117 juta pekerja atau 97 persen dari daya serap tenaga kerja dunia usaha, sisanya diserap korporasi.
“UMKM berkontribusi 61 persen pada PDB nasional.”
Soal ekspor, LaNyalla menyayangkan ekspor produk UMKM Indonesia kalah dari Thailand, Jepang dan China. Kontribusi ekspor UMKM relatif rendah, 14 persen. Thailand 29 persen, Jepang (54), dan China 70 persen.
“Itu menjadi pekerjaan rumah bagi Kementerian Koperasi dan UKM dan kita semua, bagaimana caranya meningkatkan kontribusi atau partisipasi UMKM,” demikian AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. (akhir)