JAKARTA, Beritalima.com– Kebudayaan harus ditempatkan sebagai haluan pembangunan nasional. Dengan cara itu, kebudayaan tidak akan hilang dan tetap lestari di tengah arus globalisasi.
Hal itu disampaikan Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti dalam sambutannya usai prosesi adat angkon muakhi di Gedung Dalom Kepaksian Pernong, Istana Adat Kerajaan Sekala Brak, Lampung Barat, Selasa (7/9).
“Saya mengajak semua untuk mengakui, menghormati dan menghargai keragaman budaya Indonesia, juga menempatkan masyarakat sebagai pemilik dan penggerak kebudayaan sehingga apapun dalam pembangunan nasional itu beraspek dari budaya,” ujar LaNyalla.
Karena itu, kata LaNyalla, budaya perlu dijaga dan dilestarikan. Salah satu caranya dengan menginventarisir, mengamankan, memelihara, menyelamatkan dan mempublikasikan berbagai cagar budaya, situs, warisan benda dan tak benda yang dimiliki kerajaan-kerajaan Nusantara.
“Selaku representasi daerah, DPD RI berkomitmen mendorong Pemerintah Pusat dan Daerah mengakui serta menghormati kerajaan Nusantara sebagai fondasi Republik Indonesia,” lanjut dia.
Sebagai Ketua DPD RI, kata LaNyalla, dirinya konsisten menjalankan amanat Pasal 18B ayat (2) UUD NRI Tahun 1945. Pasal tersebut menyebut Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Kerajaan-kerajaan Nusantara merupakan cikal bakal adanya negeri ini. Mereka berkontribusi besar dalam membentuk negara Indonesia. Karena peran pentingnya itu, dalam setiap kunjungan kerja ke daerah saya selalu mengagendakan silaturahmi ke keraton atau kerajaan,” jelas dia..
Kerajaan Sekala Brak, kata LaNyalla, berperan besar dalam eksistensi masyarakat Lampung. Karena, Kerajaan Sekala Brak dipercaya sebagai asal-usul ulun (orang) Lampung yang hidup di antara Danau Ranau dan Gunung Pesagi.
“Dalam kunjungan kali ini saya mendorong Sultan Kepaksian Sekala Brak untuk bersatu dalam pendirian kembali singgasana dalam rangka membentuk masyarakat yang hidup teratur dan tertata yang berpegang pada norma adat dan kearifan lokal Lampung,” papar dia.
LaNyalla telah mengunjungi sejumlah keraton dan kerajaan di Indonesia, di antaranya Kerajaan Sumenep (Madura), Kerajaan Bulungan di Kalimantan Utara, Kerajaan Gowa (Sulsel), Kerajaan Mamuju (Sulbar), Kabaena (Sulteng), Kesultanan Kadriah (Kalbar), Kerajaan Buton (Sultra), Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat (Solo), Kesultanan Yogyakarta (DIY), Kerajaan Sumedang Larang (Jabar) dan Kerajaan Kupang serta Nusak Termanu di Rote, NTT. (akhir)