LaNyalla Minta Negara Jamin Masa Depan Yatim-Piatu Dampak Covid-19

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Pandemi Covid-19 membuat ribuan anak menjadi yatim-piatu. Karena itu, Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti meminta pemerintah melakukan langkah konkret membantu anak yatim-piatu yang terdampak Covid-19.

“Kita sangat prihatin banyaknya anak yang ditinggalkan orang tuanya karena Covid-19. Pemerintah dan semua pihak harus menindaklanjuti dengan aksi nyata. Pastikan mereka tidak terlantar dan hak-haknya terpenuhi,” ujar LaNyalla dalam keterangan pers yang diterima awak meia, Selasa (3/8).

 

Dikatakan, Pemerintah harus menjaminan perlindungan. Anak yatim-piatu itu tetap mendapat pengasuhan, terjamin dari segi pendidikan, terpenuhi hak kesehatannya, aman atau tidak mengalami kekerasan dan lain-lain.

“Mereka perlu bantuan dan dukungan berkelanjutan, tidak hanya saat ini, tetapi hingga mereka nanti bisa mandiri. Oleh karena itu mekanisme bantuan sosial dan pemenuhan hak-hak mereka harus berjalan dengan baik,” ungkap LaNyalla.

 

Senator dari Dapil Provinsi Jawa Timur ini mengingatkan amanat UU No:22/2003 dan UU No: 35/2014 tentang Perlindungan Anak, negara wajib hadir untuk melindungi setiap anak Indonesia termasuk yang terdampak Covid-19.

 

“Butuh sinergitas antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah (Pemda). Satgas Covid-19 bersama stakeholder yakni Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, Kemen PPPA serta dinas terkait di daerah,” tutur LaNyalla.

 

Langkah awalnya, kata LaNyallla, Dinas Sosial di daerah mendata anak yatim piatu akibat orang tua meninggal meninggal karena Covid-19 di wilayahnya. Setelah pendataan, kemudian asesmen, pendampingan dan bantuan.

 

“Sejauh ini Kemensos sepertinya belum mendapatkan data pasti jumlah anak-anak tersebut. Perlu segera turun ke lapangan mencari data, memverifikasinya dengan benar dan memetakan kebutuhan mereka.”

Berdasarkan data inilah kondisi masing-masing anak akan diketahui. Dari situlah prioritas penanganan dilakukan.

“Anak yang kejiwaan merekanya terguncang perlu pendampingan psikologis. Beda lagi dengan anak kesulitan ekonomi, mereka hanya perlu dipastikan kebutuhan pokok tercukupi dan pendidikannya berlanjut,” ujar LaNyalla.

 

Seperti diketahui, beberapa waktu lalu sempat viral seorang anak laki-laki berusia 10 tahun bernama Vino yang kedua orangtuanya meninggal karena Covid-19 di Kecamatan Tering, Kabupaten Kutai Barat Kalimantan Timur. Sebelumnya ada juga anak perempuan berusia 10 tahun bernama Aisyah Alissa di Pamulang, Tangerang Selatan, Banten yang bernasib sama. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait