LaNyalla: Perlu SDM Unggul Untuk Retas Peta Jalan ‘Making Indonesia 4.0’

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Dunia tengah bersiap memasuki fase industri 4.0, tak terkecuali Indonesia. Ide dasar dari industri 4.0 memanfaatkan kemajuan teknologi yang berbasis touchless dan pertukaran informasi secara cepat.

Karena itu, kata Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti dalam keterangan pers yang diterima awak media, Rabu (14/4), inovasi teknologi dan penggunaan internet of things (IoT) menjadi kunci dari implementasi industri 4.0.

Peta jalan industri 4.0 yang telah dirintis sejak 2018 yakni “Making Indonesia 4.0” telah dipilih tujuh sektor industri prioritas pengembangan, diantaranya makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, elektronik, farmasi dan peralatan medis.

Selain telah melalui proses evaluasi terhadap dampak ekonomi dan penerapan kriteria kelayakan, kata LaNyalla, perlu juga dipikirkan jalan keluar dalam menghadapi tantangan berupa ketersediaan bahan baku dan kebijakan industri. “Yang tak kalah pentingnya adalah penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM),” tegas dia.

Senator dari Dapil Provinisi Jawa Timur ini menilai, peta jalan yang strategis jangan sampai hanya menjadi tontonan semata, tetapi harus menjadi daya saing kompetitif bagi Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia.
Perindustrian, kata LaNyalla, tidak dapat bergerak sendiri melainkan memerlukan aset penting berupa SDM. “Untuk itu, perlu mempersiapkan SDM yang terampil dan ahli di bidangnya melalui jalur pendidikam formal,” ucap dia.

Buat alumnus Universitas Brawijaya Malang tersebut, dalam penyiapan SDM tentunya sangat penting adanya penetrasi dunia industri dengan dunia pendidikan tinggi vokasi, sehingga “Making Indonesia 4.0” sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang menciptakan manusia unggul di bidangnya.

Bagi Indonesia, kehadiran industri 4.0 memiliki arti penting. Selain mampu meningkatkan efektivitas produksi dan distribusi produk, perubahan tersebut diharapkan mampu meningkatkan daya saing di kancah global dan membantu percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Awalnya, implementasi itu diperkirakan bakal menemui hambatan dan proses yang panjang. Namun, transformasi digital di Indonesia justru hadir lebih cepat karena pengaruh pandemi Covid-19.

“Dengan kata lain, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) merupakan sebuah keniscayaan untuk dapat menghasilkan produk bernilai tambah dan memberikan keunggulan kompetitif,” demikian LaNyalla Mahmud Mattalitti. (akhir)

 

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait