JAKARTA, Beritalima.com– Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dr Hj Hetifah Sjaifudian mengatakan, program Belajar Dari Rumah (BDR) yang ditayangkan TVRI sejak 13 April lalu sangat bermanfaat terutama buat siswa yang berada di daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T) yang kesulitan mendapatkan sinyal internet.
Hal tersebut dikatakan politisi senior Partai Golkar tersebut dalam Rapat Kerja (Raker) virtual Komisi membidangi pendidikan, pemuda, olah raga, budaya, parawisata dan ekenomi kretaif ini dengan Direktur Utama TVRI, Senin (27/4). Program ini merupakan kerja sama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan TVRI karena diliburkannya kegiatan belajar mengajar sampai batas waktu yang belum ditentukan akibat wabah virus Corona (Covid-19) melanda lebih 200 negara di dunia termasuk Indonesia. Rapat membahas tentang evaluasi program BDR.
“Saya mengapresiasi adanya program ini. Program BDR merupakan sebuah wujud upaya untuk memudahkan akses pembelajaran bagi pelajar di seluruh pelosok Indonesia. Hal ini sangat bermanfaat terutama untuk siswa di daerah 3T yang memiliki kesulitan sinyal internet,” ulang legislator Dapil Kalimantan Timur tersebut.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menekankan pentingnya pendataan mengenai jumlah penonton di daerah. “Paparan yang diberikan oleh TVRI menunjukkan bahwa jumlah penonton masih terpusat di Pulau Jawa dan belum tersebar secara merata ke pulau lainnya di Indonesia,” kata dia.
Untuk Kalimantan, jelas Ketua Umum Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) ini, hanya diwakilkan oleh Banjarmasin. “Akan lebih baik, bila TVRI dapat memberikan keterangan mengenai berapa banyak penonton yang mengakses program BDR dari berbagai daerah di luar Jawa. Hal ini dapat menjadi indikator pelajar di daerah 3T juga menikmati tayangan pendidikan seperti pelajar di daerah lain,” ungkap dia.
Karena beragamnya kondisi keluarga, Hetifah mengusulkan fitur tayang ulang.
“Program BDR dilaksanakan hanya pada pagi hari, sedangkan kesediaan waktu orang tua dan kepemilikan TV setiap keluarga beragam. Ada yang orang tuanya dapat mendampingi anak di sore hari. Ada juga keluarga yang hanya punya satu TV. Karena itu, sebaiknya ada fitur tayang ulang sehingga anak dapat didampingi orang tua dan tidak perlu berebut untuk menonton di pagi hari,” papar Hetifah.
Pada kesempatan Raker ini, Hetifah juga mempertanyakan kebocoran soal dan kunci jawaban dari tayangan BDR. Sebelum program disiarkan, soal dan kunci jawaban sudah tersebar di Youtube. Hal ini menjadikan anak tak menonton materi pelajaran di TVRI dan memilih menyontek jawaban di youtube. Sebaiknya TVRI menghindari kebocoran ini agar tujuan utama dari pendidikan anak dapat berjalan efektif,” demikian Dr Hj Hetifah Sjaifudian. (akhir)