JAKARTA, beritalima.com – Program Penguatan Kapasitas Pemimpin Indonesia, Lemhannas RI memgundang C. Otto Scharmer, Senior Lecturer MIT Sloan of Management, dari Amerika Serikat, dengan mengetengahkan “Inovasi Indonesia Lebih Baik” dan nantinya akan ditutup oleh Gubernur Lemhannas RI.
Seminar Penguatan Kapasitas Pemimpin Indonesia yang diselenggarakan Lemhannas RI, dalam rangka “Making Indonesia 4.0”, Senin (3/12/2018), Ballroom, Hotel Bidakara, Jakarta. Hadir sekitar 1300 orang termasuk Menristekdikti, Menko Kemaritiman, Gubernur Lemhannas RI, dan dari komponen masyarakat baik Ikatan Notaris Indonesia (INI) maupun dari lembaga-lembaga lain yang turut hadir berdasarkan undangan.
Lebih lanjut ditegaskan Menko Maritim, Luhut Binsar Panjaitan, terhadap pemilik modal yang memainkan peranannya dalam pertumbuhan ekonomi, namun ujung-ujung ingin menjadi pemimpin. Dimana Indonesia memiliki indikator ekonomi yang paling rendah. Walaupun dalam tax amnesty 12,1 persen tahun ini, penerimaan pajak meningkat termasuk APBN meningkat dari penerimaan pajak tersebut.
Luhut pun mengharapkan supaya mengurangi impor karena Indonesia memiliki palm oil, begitu juga soal pariwisata, lokal produk dalam negeri ditingkatkan, Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar, Indonesia akan membangun pabrik baterai Lithium, di Morowali, Sulawesi Tengah. Semuanya itu menurutnya adanya pertumbuhan yanh dinamis, dan memiliki fundamental yang baik
Oleh karena itu dijelaskan Luhut Binsar Panjaitan, perlu adanya perubahan pola pikir dari pemilik modal terhadap peringkat investasi yang dibuat secara sederhana,
“Salah satu jalan untuk merubah mindset harus melihat dirinya sendiri, anda tidak dapat mentransformasi kesadaran tanpa melihat diri anda sendiri,” ujar Luhut.
Sementara dijelaskan Menristekdikti, M. Nasir, menyangkut revolusi industri 4.0, jangan kerja seperti biasanya, kerja harus lebih baik. Dalam industri 4.0, Menristek mengharapkan agar teknologi diatur lebih baik lagi, dengan penggunaan cyber ecosystem, karena menyangkut budaya manusia dan pada gilirannya akan menjadi bonus demografi.
Sementara disampaikan Scharmer, dari Perguruan Tinggi Amerika Serikat, MIT Sloan School of Management, pertama mengenai tantangan, inovasi, cara berpikir, mengurangi prilaku reaktif, dan belajar berkolaborasi. dedy mulyadi