SURABAYA, Beritalima.com|
Dalam acara penyerapan aspirasi masyarakat tahap III tahun 2021 ini, Lilik Hendarwati mengunjungi warga masyarakat Nyamplungan. Meskipun kondisi diguyur hujan yang cukup lebat, namun tidak mengurangi minat warga untuk mendengarkan presentasi anggota DPRD provinsi Jatim ini.
Bahkan, masyarakat turut terlibat dalam perbincangan yang hangat dan seru. Beberapa warga mengajukan pertanyaan dan juga permohonan. Politisi PKS ini dengan bijak, sembari diselingi candaan memberikan paparan terkait beberapa permasalahan yang ditanyakan warga.
“Dialognya tadi bahwa beberapa siswa SMA SMK disini sudah membuat peralatan-peralatan yang bagus, dan artinya bisa dijadikan andalan lah. Tapi supportnya Pemerintah provinsi masih kurang. Harusnya ada bantuan biaya-biaya pembuatan produk, paling gak ada juga peluang untuk berkompetisi, sehingga mungkin mereka bisa meningkatkan potensi yang mereka miliki,” terang anggota komisi C ini.
Bendahara DPW PKS Jatim ini menuturkan, bakat dan prestasi para siswa yang difasilitasi oleh PT PAL sebenarnya menunjukkan potensi yang besar untuk lebih maju menggunakan teknologi canggih. Mereka bikin produk yang cukup bagus, dan tugas dari pemerintah memberikan support penunjang fasilitas, dan biaya sehingga produk tersebut bisa lebih berkembang.
Lilik mengaku heran, disaat berbagai arus informasi mengalir begitu derasnya, bahkan tak mampu dibendung lagi, justru warga masyarakat Nyamplungan ini tidak mengetahui bahwa pemerintah memberikan bantuan dana bagi pelaku UMKM. Mereka menanyakan bagaimana cara mendapatkan bantuan untuk modal usaha. Karena saat pandemi Covid-19, pemberlakuan mulai dari PSBB hingga PPKM berlevel-level, mereka benar-benar terpuruk. Sebagian besar warga terkena PHK, dan usaha PKL mereka diobrak petugas.
“Bisa dibayangkan betapa menderitanya mereka. Yang pertama mungkin ini perlu menjadi catatan, karena ternyata ada RT RW di Surabaya yang posisinya sebenarnya juga tidak jauh-jauh dari dari pusat pemerintahan, ternyata mereka tidak tahu ada guliran berbagai dana bantuan dari pemerintah. Apa kelurahan dan kecamatan tidak menurunkan tim pemantau dan bersosialisasi, atau memang ada hal yang lain. Sekarang penggunaannya kesemuanya digitalisasi, jadi
masyarakat perlu belajar memahami IT untuk mendapatkan berbagai informasi dari pemerintah,” sambungnya.
“Yang kedua, yang penting solusi permodalan untuk usaha bisa dilinked kan dengan perbankan, apakah BPR Bank UMKM ataukah Bankjatim. Saya akan komunikasikan dengan mereka. Bisa juga mereka mengikuti program pelatihan-pelatihan yang saya bikin, jadual nya sebulan sekali. Disana kita ajarkan latihan membuat produk, memahami IT digitalisasi, dan juga teknik pemasaran. Bahkan saya juga menggandeng dinas koperasi dan UKM untuk membuat pelatihan bersama,” pungkasnya.(Yul)