Literasi Semakin “Membumi” di Padangpanjang

  • Whatsapp

Padangpanjang – Gelora gerakan literasi semakin “membumi” di Kota Serambi Mekah Padangpanjang, Sumatra Barat. Kota kecil di kaki Gunung Marapi dan Singgalang itu pun bertekad menjadi Kota Literasi.

“Kami berbahagia sebab gerakan literasi ini masif dan didukung Pemerintah Kota Padangpanjang,” kata Muhammad Subhan, Koordinator Forum Pegiat Literasi (FPL) Padangpanjang, Selasa (1/8), di Perpustakaan Daerah Kota Padangpanjang.

Upaya mencapai tujuan itu, FPL bersama Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Padangpanjang gencar membawa buku sedekat mungkin ke masyarakat, salah satunya melalui Lapak Baca.

Ahad (31/7) lalu, ungkap Muhammad Subhan, Lapak Baca FPL bersama Perpustakaan Daerah Padangpanjang dibentang di Taman Bermain Anak Desa Baru, Tanah Hitam, Padangpanjang. Ratusan anak dan remaja meramaikan Lapak Baca itu sekaligus menyuguhkan sejumlah penampilan, di antaranya baca puisi, bernyanyi dan bercerita.

Pekan-pekan sebelumnya, Lapak Baca juga digelar di sejumlah titik strategis lainnya di kota itu, seperti di Taman Mini yang saat ini telah difasilitasi WIFI Gratis, Lapangan Kuda Bancahlaweh, Situs Bersejarah Rumah Gadang Baanjuang Bukiksurungan dan Stasiun Kereta Api Padangpanjang.

“Antusias anak-anak dan remaja yang meramaikan lapak baca itu sangat luar biasa sekali. Pekan berikutnya Lapak Baca kami bentang lagi di Kelurahan Pasar Usang,” kata Muhammad Subhan yang tahun ini terpilih sebagai Penulis Emerging Indonesia untuk Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) di Bali dan peserta Musyawarah Nasional Sastrawan Indonesia (Munsi) II di Jakarta.

Tidak hanya Lapak Baca, sejumlah kegiatan literasi FPL bersama Perpustakaan Daerah Padangpanjang terus berjalan, di antaranya Program Wakaf Buku. Di kota yang dikenal sebagai Kota Pendidikan itu, setiap warga dianjurkan mewakafkan minimal satu buku.

“Minat warga Padangpanjang mewakafkan buku untuk gerakan ini juga cukup tinggi. Selalu ada warga yang datang mewakafkan buku,” kata Kepala Perpustakaan dan Kearsipan Kota Padangpanjang, Alvi Sena, S.T., M.T., yang ikut terjun ke lapangan bersama FPL menggelorakan literasi di Padangpanjang.

Tidak hanya warga, sejumlah instansi pemerintah dan swasta di Padangpanjang juga ikut mewakafkan buku. Kepala dinas bersama jajaran staf ikut beramai-ramai menyumbangkan buku mereka, baik baru maupun bekas.

Buku-buku wakaf itu dikumpulkan di satu titik, yaitu di Perpustakaan Daerah Kota Padangpanjang. “Buku-buku itu kami sortir untuk kemudian kami salurkan kembali ke masyarakat,” tambah Kabid Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Padangpanjang, Joni Aldo.

Selain Lapak Baca dan Wakaf Buku, sejumlah kegiatan literasi yang telah dihelat di antaranya Bedah Novel, Pelatihan Kepenulisan kerjasama Balai Bahasa Provinsi Sumatera Barat, Kelas Bercerita (Mendongeng) dan Menulis, termasuk menyalurkan buku ke rumah-rumah warga kurang mampu.

“Saat ini kami juga sedang berupaya meminta pemerintah kota mengeluarkan regulasi agar setiap siswa masuk dan tamat sekolah menyumbangkan buku. Jika ini dilakukan, Padangpanjang benar-benar akan kebanjiran buku,” tambah Muhammad Subhan yang juga pegiat Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia.

Dia juga berharap di setiap persimpangan jalan utama Kota Padangpanjang dapat dipasang baliho besar dengan pesan-pesan ajakan wakaf buku dan membaca buku. Baliho itu menjadi media ampuh untuk mengajak masyarakat bersama-sama menggelorakan gerakan literasi sehingga semakin membumi. (*)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *