Banjarnegara, beritalima.com – Sarana transportasi utama untuk mempersingkat lamanya perjalanan adalah tersedianya jalan raya yang memenuhi standar. Dengan ketersediaan sarana tersebut secara langsung berdampak langsung terhadap perekonomian dan keselamatan dalam berkendara baik roda dua maupun roda empat. Berbeda dengan tetangga sebelah memiliki lokasi wisata alam lobang sewunya, di sini juga dikenal dengan lobang sewu namun bukan tempat berwisata namun kondisi jalan raya nya yang berlubang. Kondisi jalan yang baik belum dirasakan oleh sebagian besar pengguna jalan raya arah Wonosobo – Banjarnegara, tepatnya setelah memasuki wilayah Kabupaten Banjarnegara. Kondisi aspal jalan rayanya banyak sekali lubang yang cukup dalam membahayakan penggunanya. Bahkan ada yang ditanami pohon pisang. Kondisi jalan ini dari pantauan beritalima.com sudah lama terjadi. Sudah ada upaya dari Pemerintah untuk menutupi lubang tersebut namun hanya di tempat-tempat tertentu saja. Seperti di daerah Bojanegara.
Menurut penuturan Putra, “Parah mas jalan jalur sini hingga tunggoro, bila kita tidak hati-hati ban sepeda motor kita bisa masuk lubang yang dalamnya 5-10 cm dan lebarnya seukuran ban. Bahkan beberapa waktu yang lalu, ada pengendara dari luar kota yang tidak menguasai kondisi jalan yang berlubang jatuh dari sepeda motornya, untung waktu itu sepi dari kendaraan lain hanya sepeda motornya saja yang rusak sedangkan pengendaranya lecet-lecet saja,” ujarnya waktu pulang kerja dari kantornya yang ada di Wonosobo. Senada dengan Putra, “Mas bisa rasakan sendiri, sejak keluar dari kota Banjarnegara hingga perbatasan dengan Kabupaten Wonosobo jalan sini wuih… perlu ekstra hati-hati. Bisa-bisa kita jatuh dari sepeda motor. Kita harus zig-zag menghindari jalan yang berlubang.” Kata Kurniawan sambil memakai helm untuk berangkat kerja di daerah Wonosobo.
Berbeda dengan kedua orang tersebut, “Lebih baik aku melewati jalur alternative Sawangan-Sempol mas, jalannya lebih banyak mulusnya dibandingkan dengan jalur utama yang notabene jalan propinsi tapi banyak lubang yang membahayakan, apalagi bila kita agak diburu waktu dan melamun sedikit saja bisa jatuh masuk lubang.” Menurut Tono sambil melayani pelanggan angkringannya. “Sudah lama belum diperbaiki jalan tersebut, entah sampai kapan ?”, lanjutnya.
“Saya gak tahu mas, harus lapor kemana yang setiap hari lewat jalur ini untuk setor salak di Wilayah Banjarnegara tapi kondisi jalannya rusak akibatnya kendaraan angkutan salak ini sering diservis membuat biaya semakin membengkak.” Ujar Kiro salah satu pedagang salak dari daerah Leksono. Tak jauh beda Parsono sopir pengangkut hasil bumi salak yang setiap harinya melewati jalur tersebut mengungkapkan bahwa mobil angkutannya sering rusak akibat jalur yang dilaluinya banyak berlubang dan harus ekstra hati-hati berjalan pelan-pelan dan zigzag. (Gus Edi)