Madrasah Muallimin Muhammadiyah Cabang Makassar Didirikan Prof Dr Hamka sejak 1932

  • Whatsapp

MAKASSAR. Madrasah Muallimin Muhammadiyah Cabang Makassar didirikan oleh Prof Dr Hamka sejak 1932 dan sampai kini tetap hadir menjalankan proses pembelajaran.

Saat ini total siswa sebanyak 114 orang dan siswa baru 2021 sebanyak 34. Tenaga guru yang membina siswa sebanyak 21 orang dan 6 orang telah mendapat sertifikasi guru serta ada 8 orang dengan jenjang pendidikan magister.

Demikian ditegaskan Kepala Madrasah Muallimin Muhammadiyah Cabang Makassar, Dahlan Sulaiman, S. Ag M. Pd.I kepada media Jumat 3 Desember 2021.

Dijelaskan sebagai madrasah tertua didirikan Prof Dr Hamka telah
banyak melahirkan tokoh dan pimpinan ummat serta pimpinan Muhammadiyah di berbagai tempat.

Tercatat mereka yang pernah pimpin madrasah ini sejak berdiri di antaranya;
Buya Hamka; KH Akib; KH Makmur Ali; KHMalik Ibrahim, KH Hafid Imran.H Halim Yahya.KH Syamsuddin Latif.H.Arsyad.

Para alumninya termasuk di antaranya;
KH Nasruddin Razak; KH Muh Alwi Uddin; KH Dahlan Yusuf; Prof Dr Abd Rahedrbyvman Getteng; Prof Dr Musafir Pababbari; Prof Dr Hasyim Aidit; Dr H. Syaban Liba MM; Drs H Tahir Hasan SH MH; Dr.H Syamsul Alam SH.MH; Drs H Mansur Kadir M Ag
H Ahmad Mukhtar MW dan lainnya.

Mempertahankan kualitas pembelajaran maka langkah yang ditempuh di antaranya; peningkatan kualiatas tenaga pendidik dan kependidikan, berkaitan pengelolaan pembelajaran serta pelayanan prima oleh staf, katanya.

Menyiapkan fasilitas mendukung proses pembelajaran khususnya di dalam ruang kelas ber AC, sejak 6 tahun terakhir. Mengaktifkan kegiatan ekskul bidang olah raga seni, dan Al Islam Kemuhammadiyahan.

Bekerjasama lembaga terkait dalam peningkatan kualiatas guru dan siswa.
Memperketat penentuan naik kelas, berdasarkan aturan akademik, ungkapnya.

Salat dhuha, tadaruss Al-Qur an sebelum memulai pembelajaran.Siswa tidak datang sekolah selama 3 hari tanpa keterangan maka wali kelas dan guru BK kunjungan ke rumah.

Keunggulan madrasah ini mata pelajatan Al-Islam merupakan perpaduan antara kurikulum pondok pesantren dengan kurikulum madrasah aliyah, tandasnya.

Pada mata pelajaran bahasa Arab dan Inggeris siswa di arahkan untuk memiliki kemampuan berbahasa aktif dan pasif secara baik dan dilatih setiap hari.

Pelajaran Kemuhammadiyahan diberikan secara terpadu dan praktek dakwah (latihan pidato) setiap hari serta latihan kepemimpinan sebagai bekal yang sangat berharga untuk kelak berkiprah dalam masyarakat maupun dalam persyarikatan Muhammaidyah. (yahya)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait