SOLO, Beritalima.com | Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Solo Raya terus melakukan sosialisasi soal informasi bohong di berbagai komunitas, baik itu kepada ibu-ibu di tingkat RT, komunitas, hingga kuliah umum di universitas.
Hal ini dikemukakan Erwina Tri, salah satu relawan Mafindo Solo Raya, saat sarasehan di Warung nDeso Ndalem Padmasusastro, Solo, Minggu (21/12/2019).
“Selama 3 tahun, Mafindo Solo Raya tanpa lelah menyosialisasikan soal informasi hoak ke berbagai komunitas. Melalui Stop Hoax Indonesia, sosialisasi ke ibu-ibu soal bahaya hoaks, para pelajar, dan mahasiswa,” tutur Erwina.
Pada kesempatan tersebut, dilakukan pemotongan tumpeng HUT ke-3 Mafindo Solo Raya, yang dilakukan Ketua Mafindo Solo Raya Guntur Wahyu Nugroho, lalu tumpeng diberikan kepada Ketua Mafindo Solo Raya yang baru Bahar Elfudlaksani MH.
“Harapan saya, yang senior terus membimbing. Kita perlu adanya sinergitas, sehingga Mafindo Solo Raya semakin semakin bermanfaat bagi publik,” kata Bahar.
Puguh Tri Warsono, Presidium Mafindo mengungkapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sudah menyatakan hoaks menjadi ancaman dunia.
“PBB sudah menyatakan hoaks sebagai ancaman dunia,” kata Puguh.
Sukses 3 Tahun Mafindo Solo Raya tak lepas dari peran para relawan.
“Kita patut berbangga, sebab Silaturahmi Nasional (Silatnas) pertama kali diadakan di Solo. Sebentar lagi marak Pemilihan Kepala Daerah/Pemilihan Wali Kota, maka informasi hoaks akan kembali marak. Relawan sangat kuat dan semakin solid,” ucap Puguh.
Salah satu jurnalis senior, Syifaul Arifin, berbicara soal independensi. Menurutnya, Mafindo Solo Raya harus benar-benar independen.
“Relawan jangan terjebak pada pro partai ini, partai itu, bukan bagian dari pemerintah dan sebagainya. Jadi, harus tetap menjaga independensi. Menanggapai berbagai berita juga harus tetap independen, harapan ke depan Mafindo semakin baik,” kata Sifaul.
Gunharjo, relawan Mafindo, juga sepakat agar para relawan benar-benar independen. Tidak terbawa arus suasana pilppres, pilkada maupun lainnya.
“Jika ada yang melakukan kesalahan saat posting atau komentar digrup harus dikritik, disemprit kalau perlu,” ucapnya.
Provita Niken, dari Peace Generation mengungkapkan kekagumannya terhadap Mafindo Solo Raya. Terbukti berbagai kegiatan Mafindo yang diupload di medsos, followernya banyak, postingnya juga luar biasa intensif.
“Walau baru 3 tahun, prestasinya sudah luar biasa. Semangat kebersamaan jadi kekuatan,” kata Provita.
Wakil dari Radio Republik Indonesia (RRI) Surakarta, Ibu Murni Prabowo, bangga atas kerajasama yang telah dijalin antara RRI Surakarta dan Mafindo Solo Raya.
“Mafindo memiliki tugas sosialisasi antihoaks kepada masyarakat. Agar ibu-bu dan masyarakat tidak langsung share informasi hoaks,” ujar Murni.
Giri Lumakto, relawan Mafindo Solo Raya yang turut merasakan kebanggaan prestasi Mafindo. Mafindo sudah dikenal di berbagai negara.
“Mafindo dikenal di berbagai negara, seperti Australia, Beijing, Amerika Serikat, dan lainnya. Semua sudah tahu sepak terjang Mafindo. Semoga kedepan lebih bermanfaat dan terus berkolaborasi bekerjasama dengan semua pihak,” katanya.
Adi Safitrah, salah satu check facker Mafindo, mengungkapkan Mafindo harus tetap hati-hati dengan maraknya hoaks.
“Jangan sampai kita terpeleset (istilah untuk ikut menyebarkan informasi hoaks). Relawan harus tetap hati-hati, saring sebelum share,” ujarnya.
Turut hadir dari berbagai kalangan dan komunitas di antaranya Aisyiyah Kota Surakarta, Aliansi Jurnalis Independen Surakarta, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Surakarta, Badan Pengawas Pemilu Surakarta, Dinas Komunikasi dan Informasi Surakarta, IAIN Surakarta, ISI, Ikatan Pelajar NU, Pemuda Ansor Surakarta, Karang Taruna Kota Solo, KPU Surakarta, Komite Nasional Pemuda Indonesia, Solo Bersimfoni, Vox Point Solo Raya, dan RRI.
(***)