SURABAYA, Beritalima.com|
Pengoperasian jalan tol di Indonesia masih belum menggunakan energi baru dan terbarukan (EBT) sebagai sumber energi listrik. Berangkat dari hal tersebut, empat mahasiswa Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membuat terobosan berupa alat pemanen energi angin dan matahari untuk sumber kelistrikan mandiri di jalan tol.
Ilham Erick Kurniawan bersama ketiga rekan timnya, yakni Fachry Azca Haidar Fayumi, Mohammad Alfan Affandy, dan Firas Quthbi Sidqi merancang alat ini dengan menggunakan konsep vertical axis wind turbine. Alat ini menggunakan turbin angin yang mampu menghasilkan energi listrik dengan optimal pada kecepatan angin rendah.
“Angin rendah ini seperti yang dihasilkan dari aktivitas lalu lintas kendaraan di jalan tol,” terang Ilham.
Tidak hanya memanfaatkan energi angin, alat ini masih dapat memanfaatkan sumber energi listrik lainnya.
“Saat kondisi jalan tol sepi dan minim angin, alat (rancangan) kami masih dapat memanfaatkan energi cahaya matahari dan mengubahnya menjadi energi listrik,” tutur pemuda ini.
Ilham melanjutkan, model turbin tersebut dirancang agar angin yang masuk dapat dialirkan menuju piezoelektrik (muatan listrik yang terakumulasi pada benda padat tertentu, red) di bagian bawah turbin.
“Kami memilih spesifikasi piezoelektrik yang sesuai agar turbin kami dapat menghasilkan daya yang maksimal,” imbuhnya.
Lebih dalam, Ilham meyakini jika alat ciptaan timnya lebih unggul dibandingkan panel surya konvensional pada umumnya. Selain bersumber dari EBT, turbin mereka menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang lebih besar, harga lebih murah, serta biaya perawatan alat yang lebih terjangkau.
“Turbin ini juga akan mengurangi penggunaan listrik dari pembangkit listrik pada umumnya,” tandas Ilham meyakinkan.
Sudah teruji, hasil rancangan Ilham dan tim ini berhasil membuahkan medali perunggu pada kompetisi Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-34 bidang Karsa Cipta kategori Poster. Untuk pengembangan selanjutnya, mereka akan menambahan fitur otomasi pada alat sehingga penggunaan alat dapat dipantau dari jarak jauh.
“Tidak sebatas itu, kami berharap agar alat ini juga dapat diterapkan di daerah-daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) guna meningkatkan bauran EBT di Indonesia,” pungkas Ilham.(Yul)
Caption:
(dari kiri) Fachry Azca Haidar Fayumi, Ilham Eric Kurniawan, Firas Quthbi Sidqi, dan Mohammad Alfan Affandy