Isahito Norhatan, mahasiswa Jurusan Desain Manajemen Produk Fakultas Industri Kreatif (FIK) Universitas Surabaya (Ubaya), ikut membuat prototype casing handphone dengan memanfaatkan bahan limbah rotan.
“Awalnya saya melihat banyak limbah kulit rotan dibiarkan begitu saja. Saya pikir, kenapa limbah tersebut tidak dimanfaatkan menjadi barang yang berguna dan memiliki nilai jual?” ucap Isahito di Selasar Gedung Hubungan Internasional Kampus II Ubaya, Jalan Raya Kalirungkut, Surabaya, Rabu (20/7/2016).
“Terus saya melakukan beberapa penelitian, yang ternyata limbah rotan dapat digunakan untuk membuat casing handphone,” lanjut mahasiswa angkatan tahun 2011 ini.
Isahito pun akhirnya membuat karya tersebut untuk pemenuhan Tugas Akhir kuliahnya. Dan, dia butuh waktu 2 pekan untuk proses pembuatan prototype, ternasuk penggarapan desainnya.
Dia paparkan, proses pembuatan produk unik dari limbah rotan ini melalui beberapa tahap. Tahap pertama, limbah kulit rotan diubah menjadi serat rotan agar mudah digunakan.
Setelah itu dilanjut dengan tahap pencetakan, dimana serat rotan dipress menggunakan alat press dan dicetak menjadi bentuk casing handphone sesuai yang dibutuhkan.
Tahap terakhir, finishing, serat rotan yang telah dicetak dirapikan dan siap digunakan.
Ditegaskan, meski terbuat dari limbah rotan, produk handmade berukuran 12,6 cm x 6,1 cm ini dijamin tahan lama karena menggunakan bahan hardcase, sehingga tidak mudah tergores dan tentunya aman untuk gadget.
Desainnya yang ramping juga benar-benar memaksimalkan penampilan gadget penggunanya.
Biaya pembuatan casing handphone ini menghabiskan dana sekitar Rp 1.500.000. Tetapi bila produksi dilakukan secara massal, biaya per produk cuma sekitar Rp 99.000.
Untuk menambah keunikannya, produk yang diberi nama Liv Case ini juga menyediakan beberapa pilihan warna, seperti merah, hijau, biru dan coklat dengan menggunakan bahan pewarna alami, diantaranya dari kayu secang dan daun tarum.
“Isahito sangat cerdas menangkap masalah keseharian di sekitarnya. Seperti limbah serat rotan ini, yang justru punya nilai jual untuk produk mahal,” komentar Guguh Sujatmiko, S.T., M.Ds, dosen pembimbingnya.
“Ini bisa jadi peluang bisnis untuknya,” tambahnya. (Ganefo).