SURABAYA, Beritalima.com |
Kelahiran buah hati merupakan suatu hal yang ditunggu oleh setiap orang tua. Namun, pada beberapa kasus terindikasi adanya kelainan sejak janin. Kasus kelahiran bayi dengan kondisi usus yang terurai keluar dari rongga perut atau lebih dikenal dengan penyakit Gastroschisis. Indonesia sendiri merupakan salah satu negara dengan resiko tinggi terjadinya kelahiran Gastroschisis.
Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko Gastroschisis di Indonesia, yaitu masih banyaknya kehamilan usia yang sangat muda akibat pernikahan usia dini, mengkonsumsi obat obatan yang tidak dianjurkan dokter kandungan, kurangnya asupan gizi pada ibu hamil, dan tingkat paritas tinggi yaitu semakin banyaknya kelahiran pada seorang ibu (atau ibu banyak melahirkan).
Tiga mahasiswa Teknik Biomedis Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga dalam penelitian mengembangkan kantong pembungkus atau lebih dikenal dengan Spring-Loaded Silo, sebagai solusi dalam menangani kasus Gastroschisis. Kantong tersebut nantinya membantu menutup usus serta organ lainnya dan kemudian dokter ataupun perawat mengencangkan kantong untuk mendorong usus masuk kembali ke dalam rongga perut dengan bantuan gravitasi.
Hasil temuan Fahreza Rachmat Yoviansyah (FST, 2017), Mustika Ainun Sabrina (FST, 2018), dan Abdufattah Yurianta (FST, 2018) di bawah bimbingan Dr. Prihartini Widiyanti, drg., M.Kes., S.Bio mengusulkan “Inovasi Spring-Loaded Silo untuk Bayi Penderita Gastroschisis Berbasis Poly L-Lactic Acid(PLLA)-Kolagen dengan Coating Kitosan”. Penelitian itu berhasil memperoleh pendanaan dari Dirjen Kemenristek Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta 2021 (PKM-RE).
Diterangkan oleh Fahreza sebagai ketua tim, di Indonesia penanganan pada kasus Gastroschisis masih banyak dilakukan tidak sesuai sebagaimana mestinya. Dalam penanganan tersebut tidak menggunakan SILO sebagai pembungkus usus dan organ lainnya, namun menggunakan Blood Bag dan Urine Bag sebagai pengganti pembungkus yang dikarenakan ketidaktersediaan Spring Loaded Silo.
Untuk itu, ketiga mahasiswa Teknik Biomedis FST UNAIR tersebut berhasil membuat kantong pembungkus untuk kasus Gastroschisis dari bahan Poly L-Lactic Acid (PLLA)-Kolagen dengan pelapisan Kitosan yang bersifat biokompatibel (dapat diterima oleh tubuh) dan tidak mengandung senyawa toksik.
“Pemilihan material PLLA ini karena memiliki sifat mekanis yang baik, elastis, dan biokompatibel. Kemudian ditambahkan kolagen agar memperkuat ketahanan terhadap material sehingga meningkatkan kekuatan mekanik. Selanjutnya pelapisan kitosan dimaksudkan untuk meningkatkan proliferasi dan cell attachment, sehingga diharapkan kantong tersebut dapat membantu dalam proses masuknya kembali organ ke dalam rongga perut,” tambah Fahreza Rachmat Yoviansyah.
Penelitian ini juga didukung oleh dr. Herry Wibowo, M.Kes, Sp.B, FinaCS, seorang Dokter Spesialis Bedah Umum.
“Penelitian ini merupakan salah satu potensi dalam penanganan kasus Gastroschisis yang terjadi di Indonesia. Karena tingginya angka kelahiran, bukan tidak mungkin nantinya kasus Gastroschisis ini akan terjadi. Dengan adanya penelitian ini diharapkan membantu para dokter dalam menangani ketidaktersediaan Spring Loaded Silo sehingga kasus ini dapat dengan mudah diatasi,” ucap dokter Herry. (Yul)
Tim PKM RE Gastroschisis bersama dosen pembimbing