Mahfud MD; Hoax Menjelang Pemilu 2019 Merupakan Gerakan Pengacau Pemilu

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com – Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak menghadiri Dialog Kebangsaan Seri VIII dengan tema ‘Mengokohkan Kebangsaan: Meneladani Patriotisme Arek Surabaya Bagi Indonesia Emas 2045’ di Stasiun Besar Surabaya Gubeng, Kamis (21/2).

Jatim Newsroom- Jelajah Kebangsaan yang digagas oleh Gerakan Suluh Kebangsaan telah sampai di Stasiun Gubeng, Surabaya pada Kamis (21/2). Perjalanan Kebangsaan yang diketuai oleh Moh. Mahfud MD ini merupakan perjalanan menggunakan kereta api dari Stasiun Merak menuju Stasiun Banyuwangi dengan jarak tempuh 1341 Kilometer.

Berbicara di Stasiun Gubeng, Surabaya, Mahfud MD Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan kembali mengingatkan, hoax yang terjadi menjelang Pemilu 2019 merupakan gerakan pengacau pemilu.

Menurut Mahfud MD, pengelompokan yang menajam ketika pemilu sebenarnya hal yang wajar. Namun, yang terjadi saat ini adalah penajaman yang saling serang secara tidak etis dan disertai hoax yang diproduksi terus menerus.

“Hoax itu satu gerakan sesat yang makin dikatakan sesat, makin dikembangkan. Kesadaran akan pentingnya demokrasi sebagai sarana untuk menangkal hoax,” ujarnya ketika berbicara di dialog kebangsaan seri VIII di Stasiun Gubeng, Surabaya pada Kamis (21/2).

Selain hoax, Mahfud MD juga mengingatkan masyarakat agar tidak golput dalam pemilu 2019. Menurutnya, golput akan merugikan masyarakat Indonesia sendiri. “Memilih pemimpin sangat penting dan itulah sikap patriotisme kita sekarang,” ujarnya.

Menurut dia, menunjukkan sikap sebagai seorang patriotisme zaman sekarang sudah bukan hadir di medan perang, lalu melawan penjajah atau perang secara konvensional. Selain itu, kata dia, yang menjadi lawan rakyat Indonesia saat ini adalah perang diplomasi, perdagangan hingga perang melawan hoaks atau kabar bohong.

“Kalau cinta ke bangsa, jangan berpikir pernah beli kapal perang berapa, senjatanya apa, tapi yang dibutuhkan adalah otak diplomasi dari seorang pemimpin dan wakil rakyat yang benar pada Pemilu,” ucapnya.

Pengasuh pondok pesantren Progresif Bumi Shalawat KH Agoes Ali Masyhuri mengimbau perbedaan pilihan pada Pemilu jangan dianggap sebagai lawan, tapi justru sebagai penguat persatuan dan kesatuan. Gus Ali, sapaan akrabnya, mengaku optimistis pada 2045 Indonesia akan menjadi kiblat peradaban dunia. “Asalkan dengan catatan, bangsa Indonesia harus bersatu dan jangan mau diadu domba,” katanya.

Dari Pemilu, lanjut dia, akan lahir pemimpin dan anggota parlemen yang bisa melindungi rakyatnya, sebab jika memilih pemimpin lemah maka kedaulatan bangsa ini diremehkan. “Semisal ada persoalan dengan negara lain, lalu kalau pemimpin lemah, bahkan tidak benar maka akan menyebabkan kedaulatan negara digerus bangsa lain,” kata tokoh asal Madura tersebut.

“Golput itu merugikan. Pilihlah yang lebih baik dari yang ada. Itu gerakan kita akan kesana. Gerakan memilih secara sadar. Disini kami tidak mengkampanyekan siapa, yang penting jangan golput. Karena sesudah anda memilih, yang mengurus yang menang,” pungkasnya.

Dialog Kebangsaan Seri VIII Surabaya yang digelar di Stasiun Gubeng, Surabaya ini dihadiri oleh Mahfud MD Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan, Budi Karya Sumadi Menteri Perhubungan, Emil Dardak Wakil Gubernur Jawa Timur, dan sejumlah tokoh seperti Alissa Wahid, K.H. Abdul A’la, dan Syamsul Arifin.

Sebagai informasi, jelajah kebangsaan digelar dalam 9 seri mulai dari Stasiun Merak ke Stasiun Banyuwangi. Perjalanan selama 5 hari sejak 18-22 Februari 2019 ini telah mengunjungi Stasiun Merak, Gambir, Cirebon, Purwokerto, Yogyakarta, Solo Balapan, Jombang, Gubeng, dan terakhir pada tanggal 22 mendatang akan diakhir di stasiun Banyuwangi. (jal)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *