SURABAYA, beritalima.com – Malam Nisfu Sya’ban yang dipenuhi limpahan rahmat jatuh pada malam ini, Sabtu (20/4/2019). Untuk itu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh lapisan elemen muslim muslimat di Jawa Timur untuk bersama-sama memohon keselamatan bangsa di malam Nisfu Sya’ban ini.
Hal itu ia sampaikan saat menghadiri Haul Majelis Dzikir Maulidur Rasul dan Haul KH Abdul Wahab Turcham ke 24 di halaman Yayasan Khodijah Surabaya, Sabtu (20/4/2019).
Ia mengajak seluruh warga muslim dan muslimat untuk melaksanakan doa dan riyadhoh di malam Nisfu Sya’ban dan memohon keselamatan untuk bangsa Indonesia.
“Mohon semua warga Muslim – Muslimat dengan sendiri atau berjamaah melaksanakan doa dan riyadhoh di malam Nisfu Sya’ban nanti malam dengan memohon kepada Allah agar bangsa Indonesia dijaga dan diselamatkan Allah,” kata Khofifah.
“Serta mari kita sama sama memohon agar bangsa kita dijauhkan dari bahaya perpecahan dan dipersatukan dalam ridho dan barokah Allah, Amin,” lanjut wanita yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU ini.
Di depan ribuah jamaah yang hadir di kegiatan Majelis Dzikir Maulidur Rasul dan Haul KH Abdul Wahab Turcham ke 24 itu Khofifah lalu memimpin membaca salawat asyghil. Sebagaimana diketahui, orang yang pertama kali membaca salawat asyghil adalah Imam Ja’far Assadiq. Beliau biasa membaca shalawat ini saat malakukan doa qunut shalat Subuh.
Namun kemudian shalawat ini masyhur dengan sebutan Sholawat Habib Ahmad bin Umar Alhinduan Ba ‘Alawy. Hal ini karena shalawat ini termasuk bacaan shalawat yang dihimpun dalam kitabnya Alkawakib Almudhi’ah fi Zikris Shalah ‘ala Khairil Bariyyah.
Bacaan salawat asyghil yaitu “Allahumma sholli ‘ala sayyidina muhammad wa asyghilidz dzolimin bidz dzolimin wa akhrijna min bainihim salimin wa ‘ala alihi wa shohbihi ajma’in”
Makna salawat asyghil ini artinya dalam. Yaitu Ya Allah, berikanlah shalawat kepada pemimpin kami Nabi Muhammad, dan sibukkanlah orang-orang zalim dengan orang zalim lainnya. Selamatkanlah kami dari kejahatan mereka. Dan limpahkanlah shalawat kepada seluruh keluarga dan para sahabat beliau.
Lebih lanjut Khofifah menjelaskan keutamaan Nisfu Sya’ban. Allah tak merahasiakan malam nisfu Sya’ban sebagaimana merahasiakan Lailatul Qadar. Padahal, keduanya sama-sama malam yang dipenuhi limpahan rahmat.
Dijelaskan Khofifah, Syekh Abdul Qadir al-Jilani menegaskan bahwa Lailatul Qadar dirahasiakan karena ia lebih dominan sisi rahmat dan ampunan di dalamnya.
Barangsiapa menghidupi Lailatul Qadar, ia diberi kemuliaan dan pahala yang tidak terhingga. Allah merahasiakan Lailatul Qadar agar umat Islam tidak mengandalkan Lailatul Qadar sebagai satu-satunya waktu untuk beribadah secara serius. Sehingga tampak siapa hamba yang betul-betul menjaga konsistensi ibadahnya dan siapa yang hanya beribadah secara musiman.
“Sedangkan untuk malam Nisfu Sya’ban, meski di dalamnya dipenuhi limpahan rahmat, namun pada malam tersebut lebih dominan sisi penentuan nasib seorang manusia. Di malam Nisfu Sya’ban, amal perbuatan manusia selama satu tahun dilaporkan di hadapan-Nya,” terang Khofifah.
Manusia diuji selama satu tahun, apakah ia semakin dekat dengan-Nya atau justru semakin diperbudak oleh nafsunya. Di malam Nisfu Sya’ban ini, Allah akan memberi keputusan siapa yang layak mendapat ridha-Nya dan siapa yang tertimpa azab-Nya.
“Maka saya juga mengajak seluruh muslim muslimat Jawa Timur di malam nisfu sya’ban nanti malam mari memanjatkan doa dan memohon kepada Allah agar bangsa Indonesia dijaga dan diselamatkan Allah. Dijauhkan dari bahaya perpecahan dan dipersatukan dalam ridho dan barokah,” pungkas Khofifah. (rr).