AMBON, beritaLima.com,- Gubernur Maluku Ir. Said Assagaff meminta kepada seluruh wartawan baik local maupun nasional yang ada di Provinsi Maluku membantu pemerintah dalam rangka mempromosikan taradisi pukul sapu lidi di Negeri Morela Kabupaten Maluku Tengah ke Masyarakat Dunia.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Assagaff dalam penyampaian sambutannya pada pembukaan acara seremonial adat “baku pukul sapu lidi” di Negeri Morela pada Rabu (13/7) pecan kemarin. Dikatakan ritual adat yang dilaksanakan setiap se-tahun sekali itu adalah merupakan caerminan bahwa Maluku bukan lagi daerah konflik seperti yang anggapan yang selama ini dilihat masyarakat di seluruh Nusantara Indonesia.
“Pada kesempatan yang bahagia ini beta minta kepada jurnalis atau pada wartawan media cetak , elektronik untuk membantu kami memberitakan kepada masayarakat dunia bahwa Maluku bukan lagi daerah Konflik,”pinta Assagaff
Hal tersebut penting dikatakan, mengingat daerah Maluku dengan Sejuta Budaya atau tradisi-tradisi denagan beragam budaya/ritual adat di tiap-tiap daerah kepulauan di se-antero Maluku ini memiliki adat istiadat dan ritual adat yang berbeda-beda dan yang lebih penting lagi adalah sangat-sangat menarik untuk ditonton bukan saja masyarakat local namun sampai pada masyarakat dunia karena Maluku seiring perkembangan zaman serta perkembangan social kehidupan masyarakatnya yang semakin sadar akan pentingnya kehidupan yang harmonis maka melalui tradisi pukul sapu lidi tersebut sudah memberikan gambaran bahwa Maluku yang dulunya dikenal dengan daerah konflik kini telah bertransfomasi menjadi daerah yang sangat aman.
“Tempat bersemayam nilai-nilai kasih sayang hidup orang basudara karena itu atraksi budaya baku pukul sapu lidi ini harus terus dipromosikan hingga mendapatkan tempat dan dikenal luas secara nasional maupun internasional karena dampaknya tidak hanya mendatangkan devisa bagi daerah namun juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat didesa-desa tersebut,”
Selain itu Gubernur juga menjelaskan jika ungkapan-ungkapan tersebut penting diungakapkan sebab, tradisi baku pukul sapu lidi tersebut adalah merupakan cerminan bagi para generasi muda Maluku terlebih khusus generasi muda di Negeri Morela bahwa tradisi tersebut adalah merupakan gambaran cerita adat yang memiliki nilai historis yang cukup tinggi. Sebab, tradisi pukul sapu lidi tersebut tak lain tak bukan kecuali dilakukan untuk mengenang Kapitan Tulukabessy saat berjuang bersama pasukannya dalam memerangi penjajah VOC Belanda sejak abad ke 17 dalam perang Kapahahayang terjadi di Maluku pada tahun 1643 sampai 1646.
“Budaya pukul sapi ini punya nilai historis yang sangat kaya antara lain dalam rangka mengenang perjuangan kapitan Tulukabessy beserta pasukannya melawan penjajah VOC Belanda dalam perang Kapahaha di Tahun 1643 sampai 1646,”jelas Assagaff.
Dengan demikian lanjut gubernur, selaku generasi penerus terlebih khusus kepada mgenerasi muda masyarakat Morela dan umumnya kepada masyrakat Maluku yang akan mewarisi budaya ritual puku sapu lidi ini agar dapat memanfaatkan sebaik-baiknya ritual adat tersebut sebagai modal social dan sebagai harta warisan leluhur yang punya nilai besar dan dapat mendatangkan keuntungan bagi masyarakatnya sendiri.
“Baiknya momentum atraksi ritual pukul sapu lidi ini sebagai modal social, kultural dalam rangka nmembangkitkan kembali semangat herorisme dan cinta tanah air. Keberanian memperjuangkan hak kebenaran, kerelaan untuk berkorban untuk kepentingan banyak orang serta kelapangan jiwa untuk hidup bersama dalam damai,”ingat Assagaff.
Sementara itu Bupati Maluku Tengah Tuasikal Abua SH. Dengan ritual adat yang sama yang dilakukan masyarakat Morela itu yakni tradisi pukul sapu pada masrakat Mamala juga harus menjadi cerminan kedamaian di Maluku. Sehingga perlu untuk dilestarikan atau dihidupkan terus menerus secara berkelanjutan.
” Budaya Pukul Sapu Harus Terus Dilestarikan, tradisi pukul sapu merupakan satu acara seremonial adat di Negeri Mamala dan Morela Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku tengah. Acara tradisi adat pukul sapu tersebut biasanya oleh ke-dua negeri ini dilakukan se-tahun sekali.
Bupati Maluku Tengah Tuasikal Abua SH. Usai menghadiri pembukaan acara seremonial adat di dua negeri itu menyatakan, jika budaya dan keriofan lokal tersebut terus dilestarikan maka akan dapat memupuk serta menciptakan kerjasama antar masyarakat baik masyarakat ke-dua negeri itu maupun pada masyarakat Maluku secar umum terlebih kepada generaasi muda sekarang ini.
“Tentunya tradisi pukul sapu ini kita berharap terus dilestarikan dan dijaga dengan baik, dan tentunya terhadeap generasi muda di kedua negeri mamala dan morela ini haruslah terus dibina agar budaya ini terus hidup,”Jelas Abua kepada wartawan di Negeri Mamala Rabu (13/7/2016).
Selain itu kata Abua, dengan adanya acara-acara adat seperti ini, diharapkan konflik-konflik internal yang biasanya terjadi antar kedua negeri tersebut seperti tahun-tahun sebelumnya diharapkan tidak terjadi lagi agar kedamaian dan kerukunan anatar masyarakat di dua negeri tersebut. karena dirinya sangat yakin jika tradisi pukul sapu ini bisa menciptakan sauna damai orang basudara di Maluku terlebih khusus di kedua Negeri tersebut.
“Saya berharap warga kedua negeri ini bisa meningkatkan kualitas kerukunan orang basudara bukan saja warga di kedua negeri ini namun juga di Maluku secara menyeluruh,”harap Abua.
Untuk diketahui, hadir dalam acara tersebut yakni, Pangdam XVI Pattimura Mayjen TNI Doni Monardo, Sekda Maluku Hamin Bintaher, Ketua DPRD Malteng Ibrahim Ruhunussa dan sejumlah Forkpimda di lingkup Pemerintah Provinsi Maluku dan Pemda Kabupaten Maluku Tengah (Malteng). @Jossy,Lukman