Mana Yang Terbaik Antara ” LIPITOR vs CRESTOR”

  • Whatsapp

Oleh:
DR.dr. Robert Arjuna FEAS ”
Dalam satu jamuan pernikahan yang semeja diisi 10 orang,saya tertarik sekali mendengar percakapan mereka,katanya kalau kita lagi banyak makan sebaik minum 1 biji obat kolesterol seperti Lipitor or Crestor agar kita tidak mengindap kolesterol tinggi, seorang ibu yang sedang mengoceh langsung buka obat Lipitor ditelan langsung,ada yang berkata obat Crestor lebih baik minum di pagi hari,ada pula bilang Lipitor harus kombinasi dengan obat anti Trigliserida dijamin aman biar banyak makan.ada yang menyebutkan minum atrovastatin20mg pasti kita aman dari Penyakit Kolesterol?Atas dasar ini memginspirasiku untuk menulis artikel ini.

Memang betul,Selama mendalami profesi kedokteran medis, pantas kita selalu menghadapi pertanyaan dari penderita bahwa sebenarnya diantara “lipitor n crestor” mana yang bagus ?
Lipitor dari perusahaan Pfizer Amerika dan Crestor dibawa oleh Sanofi–Aventis Eropah.
Kedua jenis produk dari perusahaan farmasi raksasa yang saling menunjukkan keunggulan untuk menurunkan Kolesterol,Tak salah pertanyaan demi pertanyaan masih bergeming di telinga kami,
” Pak dokter, Lipitor dan Crestor Mana yang terbaik dalam menurunkan kolesterol?

Hal ini membuat kami sulit untuk memberikan jawaban mana yang bagus dan topceer agar tidak saling merugikan perusahaan farmasi . Artikel ini kami tulis sebagai jawaban, Kami ambil dari beberapa literatur ter- update maupun hasil akhir dari riset kami review dari penelitian skalar besar dari kedua jenis produk ini.kami saring intisari dari sisi segi positif dan negatif dan mohon maklum dan anda memilah dan menganalisa kedua produk ini mana yang unggul .

Kepada 2 perusahaan farmasi raksasa Lipitor (PT Pfzer Indonesia) n Crestor(PT astrazenica ) bisa mengerti dan maklum produk anda masing memiliki keunggulan dan kelemahan di bidang masing masing masing.

Perkembangan Golongan Statin merupakan obat andalan dalam menurunkan kadar Cholesterol sudah tidak diragukan lagi, sehingga Golongan ini berkembang menjadi
8 jenis yang beredar di pasar al :
1. Atrovastatin(Lipitor)
2. Cerivastatin (Lipobay ditarik karena kaku otot jantung berakibat kematian)
3. Fuvastatin (Lescol)-
4. Lovastatin( Mevacor)
5. Pravastatin(Pravachol)
6. Perivastatin (Livalo)
7. Rosulvastatin( Crestor)
8. Simvastatin (Zocor)

Semua jenis menunjukkan keunggulan masing masing untuk menurunkan LDL dan menaiki HDL Sampai detik ini baik Atrovastatin maupun Rosulvastatin masing masing mengklem keunggulan dan saling menjelekan satu sama lain,oleh sebab itu kami mencoba mengajak anda berdiskusi secara ilmiah dan analisa secara objektif dan rasionil tanpa dipengauhi oleh pihak manapun berdasarkan laporan data study siapa yang unggul ?

HEAD TO HEAD STUDY:
Dalam meregresi Atheroscelrosis pada penyakit jantung koroner,LDL ,HDL Cholesterol serta menurunkan mikroalbumim baik Atrovastatin n Rosulvastatin merupakan kelompok Statin dalam menurunkan LDL Chol dan menaikkan HDL Chol melalui jalur HMG-CoA inhibitors Kedua statin masing masing memiliki keunggulan dan kelamahan, mari kita telaah bersama.

Study Planet 1 dan Planet 2 menghasilkan kesimpilan bahwa
1. Atrovastatin jauh lebih baik dibandingkan Rosulvastatin dalam hal mereduksi mikroalbumin sehingga paling tepat digunakan pada kasus Gagal Ginjal atau mencegah sedini mungkin Penyakit Gagal Ginjal.
2. Prof. Dick De Zeuw selaku primary investigator study PLANET juga menemukan bahwa Atorvastatin mampu mempertahankan fungsi ginjal pada pasien CKD yakni mempertahankan e-GFR sedangkan Rosuvastatin malah sebaliknya yakni memperburuk fungsi ginjal pada pasien CKD menurunkan e-GFR.

HEAD TO HEAD STUDY:
Atrovastatin n Rosulvastatin menguji efektiftas dosis maksimal dalam meregresi coronary atheroslerosis pada 1385 kasus , keduanya mempunyai kekuatan sama dalam menurunkan LDL chol .Rosulvastatin mempunyai keunggulan lebih baik dalam hal menaikkan HDL Chol.

1. Dalam PAV on IVUS: (Atrovastatin vs Rosulvastatin ) 63,2% : 68.5
2. Dalam TAV (Atrovastatin vs Rosulvastatin ) 64.7% : 71,3%
3. Dr Roger Blumenthal (Johns Hopkins University School of Medicine) berpendapat bahwa terdapat beberapa inkonsistensin dengan IVUS based study sebagai contoh pada REVERSAL study menunjukkan atorvastatin 80 mg memimpin dalam progression of atherosclerosis, tapi tidak bisa berhasil meregressi penyakit secara baik.
4. Pada SATURN 60% dari penderita mempunyai kesamaan untuk menurunkan derajat regressi pada dosis yang sama. Pada IMT Study (intima-media thickness ) pada carotid dengan Rosulvastatin tidak menunjukkan regressi )
5. Pada JUPITER begitu juga pada SATURN gagal dalam meningkatkan HDL Cholesterol.
6. Pada ASTEROID dalam penelitian 2 tahun Rosulvastatin gagal dalam menurunkan PAV dan hanya menaikkan HDL Cholesterol 15%
7. Dr William Zoghbi (Methodist Hospital, Houston, TX) berpendapat pada SATURN trial bahwa atorvastatin and rosuvastatin dengan dosis tinggi maksimal bisa ditoleran menurunkan target LDL Chol.< 70% dengan penderita penyakit jantung koroner, 8. SATURN study demgan maksimal dosis Atrovastatin vs Rosulvastatin pada penurunan LDL Cholesterol adalah sama namum untuk peningkatkan HDL Cholesterol Rosulvastatin jauh lebih mampu 9. The primary effcacy end point, PAV Atrovastatin VS Rosulvastatin=0,99%:1.22% The secondary end point, mereduksi Atheroma Volume Atrovastatin VS Rosulvastatin=4.42-mm3; 6.39 mm3 Tujuan tatalaksana dyslipidemia bukan hanya menurunkan LDL-C saja, namun yang lebih penting adalah CV Outcomes yakni pencegahan kejadian PJK dan stroke. Dari berbagai evidence base yang dimiliki Atorvastatin dan Rosuvastatin berdasarkan studi-studi CV Outcomes-nya, dapat dilihat perbedaan antara kedua statin ini. Atorvastatintelah terbukti dari banyak CV Outcomes Study yang besar seperti ASCOT, CARDS, SPARCL, MIRACL, PROVE IT, TNT dll, mampu menurunkan angka mortalitas&morbiditas cardiovascular pada berbagai jenis pasien Sedangkan Rosuvastatin dari 4 study CV outcomes yang dimiliki (AURORA, CORONA, GISSI-HF & JUPITER), hanya JUPITER saja yang hasilnya positif dengan populasi pasien yang kurang lazim ditemui yakni pasien tanpa riwayat PJK dengan kadar LDL cenderung normal dan hs-CRP yang tinggi. Adapun ke-3 studi CV outcomes lainnya dari Rosuvastatin hasilnya negatif yakni tidak berbeda secara bermakna dengan placebo atau komparator yang digunakan. Setelah hampir 14 tahun NCEP ATP III dipakai sebagai pedoman penatalaksanaan dyslipidemia di dunia, pada akhir 2013 kemarin ACC/AHA meluncurkan guideline lipid terbaru. Terjadi perubahan konsep dari target based approach pada NCEP ATP III menjadi drug and dose based approach pada guideline ACC/AHA. Inti dari guideline yang baru ini adalah : 1. Fokus kepada 4 grup yang wajib mendapatkan statin yang kuat, yakni grup a. Pasien yang sudah mempunyai gejala klinis ASCVD (atherosclerosis cardiovascular disease), termasuk pasien yang pernah mengalami PJK, stroke dan PAD; b. Group kedua adalah pasien yang mempunyai LDL di atas 190 mg/dL; c. Grup ketiga adalah kelompok pasien dengan DM d. Grup keempat adalah pasien yang tidak mempunyai ASCVD, tanpa adanya DM, LDL 70-189 mg/dL dengan usia 40-75 tahun tetapi mempunyai risiko terjadinya ASCVD 10 tahun ke depan sebesar lebih besar 7.5% 2. Ke-empat grup ini wajib diresepkan statin kuat dengan dosis maksimal yang dapat di-toleransi oleh pasien, istilahnya high intensity statin, dimana hanya Atorvastatin crystalline 40-80 mg, serta rosuvastatin 20-40 mg yang termasuk ke dalam high intensity statin, karena kemampuan dua statin ini yang dapat mengurangi LDL sebanyak > 50% dari baseline

Faktor safety menjadi penting karena sarannya adalah menggunakan statindosis tinggi, oleh karena itu high intensity statin yang dipilih haruslah yang memiliki profl keamanan terbaik. Jika muncul efek samping yang mengganggu, maka pasien bisa menggunakan moderate intensity statin dimana Atorva & Rosuva dosis rendah (Atorva 10-20, Rosuva 5-10) dan hampir semua statin lainnya dengan dosis tingginya masing-masing masuk ke dalam kelompok ini (Simva 20-40, Prava 40, Pitava 2-4). Statin dan dosis lainnya masuk ke dalam low intensity statin dimana golongan ini tidak mendapatkan tempat dalam guideline baru ini

Pada guideline yang baru ini, tidak digunakan lagi target LDL sebagai pendekatan pengobatan tetapi menggunakan pendekatan berdasarkan obat itu sendiri dan dosisnya.Hal ini membantu pasien secara menyeluruh karena pasien akan mendapatkan obat dengan high & moderate-intensity. Mereka tidak akan dikatakan gagal jika tidak mencapai target dan tidak diperlukan adanya penurunan dosis jika LDL sudah turun atau sudah rendah. Pada intinya, guideline yang baru.ini ingin membantu pasien untuk mencapai pengobatan yang sesuai tanpa perlu memikirkan / mengkhawatirkan sudag mencapai target LDL atau belum. Dan fokus utama pengobatan berubah,bukan melihat targetnya lagi tapi mempertimbangkan obat apa yang ingin digunakan dengan dosis yang tepat

Muncul perdebatan bagaimana memilih diantara Atorva dan Rosuva yang sama- sama digolongkan sebagai high intensity statin di dalam guideline ACC/AHA. Cara terbaik untuk menjawab pertanyaan ini dapat dilihat dari 2 sudut yang berbeda
1. Pertama sudut safety atau keamanan serta yang kedua sudut efkasi penurunan risiko PJK & Stroke (risk CV outcomes). Seperti sudah dijabarkan pada pointer ketiga di atas bahwa faktor safety menjadi penting karena sarannya adalah menggunakan statin dosis tinggi, oleh karena itu high intensity statin yang dipilih haruslah yang memiliki profl keamanan terbaik

2. Dari label obatnya dapat dilihat bahwa Atorvastatin tidak memerlukan pembatasan dosis pada pasien asia, pasien lansia dan pasien gangguan fungsi ginjal. Sedangkan pada labelnya disebutkan bahwa Rosuvastatin memerlukan pembatasan dosis pada pasien asia yakni dosis awal disarankan 5 mg saja karena ada bukti farmakokinetik meningkatnya dosis obat ini sampai 2 kali lipat di dalam darah pasien asia, juga pada pasien lansia rekomendasi dosis awalnya adalah 5 mg serta pada pasien gangguan fungsi ginjal dosis awal 5 mg dan tidak disarankan melebihi 10 mg.

3. Khusus pada pasien gangguan fungsi ginjal ini juga ada studi PLANET I & II merupakan head to head antara Atorva dan Rosuva pada u CKD dengan diabetes (Planet I) dan CKD tanpa diabetes (Planet II). Hasilnya Atorva terbukti tidak berpengaruh terhadap eGFR dan bahkan mampu menurunkan proteinuria sedangkan Rosuva malah sebaliknya yakni menurunkan eGFR (memperburuk fungsi ginjal) dan tidak berpengaruh terhadap proteinuria.

Dari sudut penurunan risiko PJK & Stroke (risk CV outcomes) dapat dilihat studi klinis dari statin-statin yang memiliki evidence pada grup pasien 1-4.
1. Grup 1 didukung oleh beberapa study yaitu TNT, IDEAL, PROVE-IT dan SPARCL, semua dari Atorva.
2. Grup kedua memang tidak ada penelitian tetapi seperti yang kita ketahui bahwa pasien dengan kadar LDL tinggi, harus diberikan terapi.
3. Grup ketiga didukung oleh beberapa penelitian yaitu CARDS, TNT dari Atorva dan HPS dari Simva.
4. Grup keempat didukung oleh penelitian ASCOT LLA ,HPS (Simva) untuk Atrovastatin dan JUPITER untuk Rosulvastatin.
Dapat dilihat disini bahwa dari keempat grup ini, atorvastatin mempunyai penelitian yang mendukung kelompok 1, 3 dan 4 (karena kelompok 2 adalah pasien yang memang sudah seharusnya diberikan statin karena LDL tinggi). Sementara, rosuvastatin hanya mempunyai 1 penelitian yang mendukung

KESIMPULAN PENELITIAN
1. Tidak terjadi perbedaan yang bermakna dari kedua Statin Hasil perbandingan efek samping Atrovastatin vs Rosulvastatin:
Peninggian SGOT/SGPT = 2% :0.7 ; p=0,02 dan Proteinuria= 3.8% vs 1.7%; p=0.2).

2. Atrovastatin 80mg/h meningkatkan quality of life,mencegah kematian dini
Rosuvastatin bekerja untuk memperbaiki hsCRP (mencegah infamasi) sehingga akan mencegah terjadinya hipertensi dan penyakit jantung maupun Diabetes.)
Kedua mempunyai efek samping terjadi nyeri otot terutama Atrovastatin lebih sering dibandingkan dengan Rosulvastatin.

3. Rosuvastatin yang beredar di pasar 5, 10, 20, 40 dalam bentuk tablet Atrovastatin tersedia 10, 20, 40, and 80 mg tablets. Kedua jenis harus dimulai dari dosis rendah Meta Analysis Law menunjukkan pada perbandingan dosis yang ekivalen (dosis terendah versus dosis terendah sampai dengan dosis tertinggi versus dosis tertinggi) Lipitor 20 mg sebanding dgn Rosuvastatin 10 mg bahkan Lipitor40 mg lebih kuat dibandingkan Rosuvastatin 20 mg dalam penurunan LDL-C

4. Lipitor adalah obat untuk
1. Mengurangi kadar kolesterol jahat (LDL) dan lemak darah (trigliserida)
2. Meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) di dalam tubuh.
3. Menurunkan risiko terjadinya komplikasi, seperti serangan jantung & Stroke

5. Crestor adalah obat
1. Penurun kolesterol tinggi
2. Mengurangi kolesterol jahat (LDL kolesterol) dan lemak darah
3. Meningkatkan kadar kolesterol baik ( HDL Kolesterol) di dalam tubuh

6. Lipitor dan Crestor Obat dalam kategori ini tidak boleh digunakan pada wanita yang sedang atau memiliki kemungkinan untuk hamil.Rosuvastatin di dalam Crestor dapat terserap ke dalam ASI, tidak boleh menyusui selama menggunakan obat ini.

7. Jangan mengonsumsi Lipitor jika sedang menderita penyakit liver.penyakit ginjal, penyakit hati, penyakit tiroid, diabetes, atau stroke. mengonsumsi minuman beralkohol

8. Crestor harus dihindari penderita penyakit ginjal, penyakit liver, hipotiroidisme, gangguan pernapasan, fibromyalgia, diabetes, epilepsi, atau tekanan darah rendah (hipotensi),alkohol.

Kedua jenis harus dimulai dari dosis rendah .bila ada input update kedua golongan obat ini kami tunggu di email robertarjuna@gmail.com sekilas info,semoga bermanfaat.
RobertoNews 1803《30.6.24(10.30)》
• Praktisi Dokter & Penulis Ilmu Kesehatan

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait