SURABAYA, beritalima.com | Pemilu presiden serentak 5 tahunan yang pertama dalam sejarah politik Indonesia, memang menyisakan persoalan yang tidak ringan. Ini telah membuat perpecahan dan pembelahan umat dan polarisasi bangsa.
Khatib shalat idulfitri 1440 H, di lapangan Gelora 10 November, Surabaya, Sunanto, SAg, menyatakan hal ini dipengaruhi oleh perbedaan politik calon presiden. Memang dalam Pilpres 2019 ini hanya ada dua pasangan.
Permasalahan di masyarakat kita, sebagai dampak dari perbedaan itu sudah menyinggung tentang ras, antaragama dan etnis. Bahkan politik tersebut begitu terasa di internal umat Islam itu sendiri.
Seringkali kita dengar hujatan dalam kehidupan kita belakangan ini, sehingga sangat memprihatinkan.
Dengan keadaan tersebut di pagi ini, di hari yang fitri ini, marilah kita akhiri gejolak dalam konflik horizontal itu. Mari kita bertekad untuk menyudahi pertikaian tersebut. Kita ciptakan suasana damai dan tentram, ujar Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah itu.
Untuk itu, harap Sunanto, marilah kiita wujudkan kebahagiaan bagi kita semua. Pekerja, buruh bisa bekerja dengan tenang, demikian pula bagi sopir taksi, sopir online bisa mencari nafkah untuk anak istri nya dengan tenang.
Sesuai dengan pesan dan hikmah puasa bulan Ramadhan yang baru saja kita laksanakan, mampu membuat kita menahan lapar dan dahaga. Tetapi, kenyataan yang kita lihat belakangan ini, kita belum sepenuhnya mampu menahan amarah dan emosi. Hawa nafsu senantiasa masih menggoda kita.
Kita memang melihat tahapan Pemilu yang residu sosialnya belum sepenuhnya hilang dari kehidupan kita. Maka, di hari kemenangan ini, di hari idulfitri ini, baiknya kita merenung, kata pria asal Sumenep Madura itu.
